Jakarta –
Pada hari Selasa (26/1), pemerintah akan melanjutkan bantuan pangan padi pada tahun 2021 di bawah pertemuan terbatas yang diketuai oleh Presiden Prabhu Sabinto.
Alokasi bantuan beras akan dilakukan dari Januari hingga Februari 2021. Bantuan beras akan didistribusikan 160,7 ton per bulan dengan 1 juta penerima manfaat (KPMG). Ini berarti bahwa sekitar 320 juta ton beras akan didistribusikan dalam bentuk bantuan makanan.
“Jadi, bantuan makanan diputuskan oleh presiden,” katanya dalam konferensi pers yang diadakan di kantor bulog di Jakarta Selatan pada hari Jumat (9/21/21).
Dia mengungkapkan bahwa alasan bantuan terus ada karena pada awal 2021, perkiraan untuk produksi padi lebih rendah daripada jumlah permintaan orang Indonesia. Orang miskin membutuhkan beras untuk menjaga harga dan stabilitas pasokan.
“Karena pada bulan Januari, produksi kami di bawah 2 juta ton (ton).
Program bantuan makanan beras mengalokasikan 10 kg (kg) per bulan. Pada tahun kedua, jumlah penerima telah turun dari 22 juta kilometer ongkos kirim (kpm) sebelumnya menjadi 16 juta kilometer.
Selain itu, penunjukan bulog terus berada pada distribusi beras murah atau harga eceran maksimum (HET) pada bulan Januari dan Februari, dengan total 150.000 ton per bulan.
Program SPHP adalah penjualan beras murah berbasis komunitas. Nasi SPHP terjual 12.500/kg RP. RECLE RP dijual dengan harga 5 kg seharga 62.500/kg.
Artinya, cagarasi beras resmi (CBP) yang akan didistribusikan kepadanya adalah 620.000 ton. Target Bullog Stock adalah 2 juta ton, mengkonfirmasikan bahwa persyaratan kedua program aman.
“Bulog (di sana) 2 juta (ton). Juta lebih dari 1 juta, atau kurang diserap.
Tonton juga videonya: Luluk bertanya tentang keadilan bagi penerima bantuan sosial, dan ini adalah balasan Risma
(Ada/ara)