Jakarta –
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto menanggapi pernyataan Bank Dunia (World Bank) yang menyimpulkan program pangan bergizi gratis tidak efektif dalam menanggulangi kemiskinan.
Airlanga mengatakan tujuan pemberian makanan bergizi gratis akan membantu meningkatkan Program Penilaian Siswa Internasional (PISA).
“Makanan bergizi itu tujuannya untuk pertumbuhan dan lain-lain, jadi tujuannya PISA,” kata Airlanga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2024).
Nilai PISA Indonesia, yang menilai dan mengevaluasi keterampilan siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains, secara konsisten berada di bawah standar rata-rata Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Rata-rata nilai matematika siswa Indonesia adalah 366 poin, dibandingkan rata-rata OECD sebesar 472 poin. Dalam membaca, rata-rata nilai siswa Indonesia adalah 359 poin, dibandingkan rata-rata OECD sebesar 476 poin.
Sementara di bidang sains, pelajar Indonesia memperoleh nilai 383 poin dibandingkan rata-rata OECD sebesar 485 poin. Nilai membaca merupakan yang terburuk sejak tahun 2000 ketika Indonesia pertama kali mengikuti tes tersebut.
Keanggotaan OECD didasarkan pada kriteria ekonomi, namun juga mencakup standar pendidikan, kebijakan sosial dan tata kelola yang baik. Rendahnya nilai PISA di Indonesia selama 23 tahun terakhir menunjukkan adanya tantangan besar dalam memenuhi standar pendidikan OECD
Laporan Bank Dunia ada di halaman berikutnya. (bantuan/gambar)