Jakarta –

Read More : Anindya Bakrie Tetap Ketum Kadin Usai Bertemu Bahlil-Arsjad

Kementerian Perhubungan (BRT) mengungkap rencana pengembangan bus angkutan cepat (BRT) serupa Busway Transjakarta di Bandung Raya. Hal itu dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Bandung.

Bandung menderita kerugian ekonomi sebesar Rp 12 triliun per tahun akibat kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan ingin masyarakat beralih ke transportasi umum.

Pembangunan BRT di Bandung akan mencakup wilayah Simahi, Padalarang, dan Sumedang, kata Risyapudin Nursin, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Total jaringan bus yang telah selesai dibangun memiliki panjang 21 km.

Sesuai Peraturan 22 UU Lalu Lintas Jalan Tahun 2009 tentang Darat dan Angkutan, pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama menyediakan angkutan umum bagi masyarakat. Kami berharap ke depan BRT dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara,” jelas Risapudin dalam keterangannya, Selasa (30/7/2024).

Risyapuddin mengatakan, pembangunan BRT tahap pertama akan dimulai pada tahun 2025. Kemudian dilanjutkan ke tahap kedua pada tahun 2026 dan tahap ketiga pada tahun 2027. Risyapuddin mengatakan, ke depan akan dibentuk jalur khusus untuk memastikan jadwal operasional bus.

“Waktu tempuh akan lebih cepat karena dilakukan dengan jalur khusus dan jadwal tetap,” kata Rissyapuddin.

Untuk jalur ini rencananya layanan bus akan terintegrasi dengan Stasiun Ekspres Padalarang, Stasiun Simahi, Terminal Tipe A Liwipanjang, dan Stasiun Ekspres Tegalua.

Soal pajak, Rissyapuddin mengatakan pemerintah akan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan menggunakan sistem informasi halte dan aplikasi yang jelas. (Bunuh bunuh)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *