Jakarta –

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana mengalihkan seluruh situs akses Internet ke satelit Republik Indonesia atau Satria-1.

Sebagai informasi, Akses Internet, salah satu program Bakti Kominfo, bertujuan untuk menyediakan layanan Internet di wilayah perbatasan dan daerah tertinggal ekstrim (3T) dan perbatasan.

Sebaran Akses Internet saat ini sebanyak 18.697 lokasi (per 31 Mei 2024). Rinciannya, situs Akses Internet yakni Sumatera 4.527 situs, Jawa 2.142 situs, Kalimantan 2.130 situs, Sulawesi 2.672 situs, Bali-Nusa Tenggara 2.995 situs, dan Maluku 1.426 situs, serta Papua 28,05 situs.

Satria-1 yang beroperasi sejak Desember 2023 kini melayani 4.063 lokasi. Seperti Akses Internet, Satria-1 bertujuan untuk menyediakan layanan Internet dalam 3D.

“Saya berharap tahun ini ada 18.000 orang yang bermigrasi ke Satria-1 karena migrasinya bertahap,” kata Plt. Direktur Sumber Daya dan Tata Usaha Bakti Kominfo Tri Haryanto di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Jumat (21/06/2024).

Dilihat dari target penggunanya, Tri menyebutkan 47,26% memiliki kebutuhan pendidikan paling besar. Kemudian perkantoran pemerintah sebesar 27,72% dan jasa kesehatan sebesar 13,94%.

Terkait alasan pengalihan 18.697 situs akses Internet ke Satria-1, Tri menyebut situs tersebut menggunakan metode sewa satelit Ku-band dan dinilai mahal. Agar anggaran lebih hemat, Bakti akan mentransfer ribuan situs akses Internet.

“Jadi kami harus bermigrasi. Kebanyakan orang menggunakan persewaan Ku-Band. Kami mentransfer teknologi dari Ku-band ke Ka-band yang kami gunakan sekarang,” kata Tri.

Sekadar informasi, satelit Satria-1 sudah beroperasi dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pesawat luar angkasa ini memiliki kapasitas 150 Gbps untuk menyediakan 37.000 titik dan menghasilkan kecepatan internet 3-5 Mbps.

Pemerintah mengandalkan Satria-1 untuk menyediakan akses internet untuk layanan pemerintah seperti pendidikan, kesehatan, pemerintahan daerah, dan keamanan perbatasan.

Jumlah titik tersebut belum mencakup kebutuhan akses Internet di titik lainnya. Bakti Kominfo mencoba mengatasi hal tersebut dengan Satria-2 yang kapasitasnya lebih besar dibandingkan Satria-1, yakni hingga 300 Gbit/s.

Tujuan penyediaan satelit pemerintah generasi kedua ini membutuhkan anggaran sebesar 860 juta dollar AS atau setara Rp 14,1 triliun dengan kurs 1 dollar AS = Rp 16.466. Tonton video “SATRIA-1: Siap Internet Gratis” (agt/fay)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *