Jakarta –
Direktur Utama (Direktur) PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo angkat bicara soal rencana merger Kementerian BUMN dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.
Didiek menjelaskan, pihaknya kini tinggal menunggu arahan Menteri BUMN Eric Thohir mengenai rencana tersebut. Pasalnya, rencana penggabungan KAI dan INKA baru diketahuinya beberapa hari lalu.
“Kami hanya menunggu instruksi dari Menteri BUMN. Karena kami baru dapat informasinya dari menteri kemarin,” ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (23 Desember 2024).
Sementara itu, muncul pertanyaan mengenai merger KAI dan INKA yang akan dilakukan tahun depan. Didek menyatakan siap melaksanakan perintah tersebut.
Katanya, kalau amanah pemegang saham sudah siap, kami siap.
Sebelumnya, Menteri BUMN Eric Thohir diperkirakan akan terus membatasi jumlah BUMN menjadi 30. Salah satu BUMN yang akan digabung adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.
“Dari 47 ke 30, salah satunya bagaimana INKA dan KAI menjadi satu payung. Salah satunya bagaimana INKA dan KAI menjadi satu payung. Ya, KAI tidak mungkin membutuhkan wagon polkadot, tapi itu tidak berarti bagi INKA. Eric mengatakan kepada awak media Kementerian BUMN, Selasa (17/12/2024), INKA “tidak serta merta berkoordinasi, hanya sinkronisasi saja.”
Diharapkan melalui program holding yang dilaksanakan selama empat tahun terakhir, struktur korporasi KAI dan INKA akan semakin membaik. Salah satu perusahaan akan bertindak sebagai perusahaan induk atau perusahaan induk.
“Nah, sekarang di bawah satu atap, dalam 4 tahun terakhir, KAI dan INKA sering kali lebih baik, tapi kalau bicara struktur perusahaan, menjadi ayah dan anak lebih baik. Jadi secara konkrit lebih baik,” jelasnya.
KAI merupakan perusahaan induk yang membawahi INKA. Eric mengatakan dia akan mendorong proses ini dan memastikan disetujui oleh Kementerian Keuangan.
“(Pemiliknya) KAI, INKA yang pegang. Tentu nanti proses ini akan kami dorong dan Kementerian Keuangan akan menyetujuinya. Karena pengelolaan kita dimiliki oleh Menteri Keuangan,” kata Eric.
Dengan dipastikannya tanggal merger, Eric optimistis bisa rampung pada tahun depan. Ia juga mengatakan holding BUMN akan terus berlanjut di bawah Presiden Prabowo Subianto. (RRD/RRD)