Jakarta –

Presiden terpilih Prabowo Subianto sedang mempersiapkan pemeriksaan kesehatan gratis bagi sekitar 500 juta orang selama pemerintahannya selama lima tahun ke depan. Pada tahap pertama, tujuan utama pemerintahan era Prabowo-Gibran adalah memprioritaskan tes tuberkulosis (TB).

Hassan Nasbi, Kepala Pelayanan Komunikasi Kepresidenan, mengatakan anggaran tes tuberkulosis gratis mencapai 5 miliar.

“Ini masuk dalam rencana pemeriksaan kesehatan gratis pemerintah berikutnya. Targetnya tahun depan 52 juta orang,” kata Hasan di Kantor Komunikasi Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).

Rencana tersebut disambut baik oleh beberapa ahli, termasuk ahli epidemiologi Dickie Budiman dari Griffith University di Australia. Pertimbangkan kasus di banyak negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan, di mana beban pembiayaan kesehatan dapat berkurang jika pemerintah berfokus pada pencegahan.

“Secara umum kebijakan ini dapat dinilai tepat, apalagi jika menyasar masyarakat umum yang berisiko terkena TBC, hipertensi, diabetes, dan penyakit lainnya, karena Indonesia memiliki banyak penyakit menular dan tidak menular, termasuk diabetes, TBC, yang merupakan penyakit utama. satu.3 di liga dunia.”

Menurut Dickey, ini adalah contoh bagaimana Indonesia menghadapi pukulan ganda yang akan “meledak” jika dibiarkan. Namun, ada beberapa peringatan yang harus diperhatikan.

Sarana sanitasi-persiapan Nakes

Pelatihan bagi puskesmas dan petugas kesehatan harus menjadi faktor kunci dalam memastikan pemeriksaan kesehatan massal dapat berjalan dengan baik. Menurutnya, alat melalui media berbayar ini dia abaikan karena kedua pihak utama tersebut belum siap.

Dickey memperkirakan Rp5 miliar cukup untuk mendanai tes TBC bagi lebih dari 50.000 orang.

“Pemeriksaan menyeluruh bisa dilakukan karena biayanya sangat murah, terutama untuk tes air liur dan beberapa kali rontgen atau rontgen dada,” kata Dickey.

Menetapkan tujuan

Secara khusus, kelompok sasaran yang harus menerima fasilitas tes TBC gratis adalah mereka yang tinggal di daerah padat penduduk dengan ventilasi terbatas dan mereka yang memiliki kekebalan lemah atau lemah.

“Kemudian ada kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak,” ujarnya.

Tetapkan BPJS sebagai “Penanggung Jawab”

Menurutnya, BPJS Kesehatan merupakan pihak yang tepat mengelola anggaran Rp5 miliar untuk skrining tuberkulosis gratis karena memiliki jaringan yang luas.

“BPJS bisa menjadi aktor yang tepat untuk mengelola anggaran ini karena sudah memiliki infrastruktur dan jaringan yang luas, namun BPJS juga perlu memperkuat operasional dan pengelolaan keuangannya, sehingga ketika program baru ini diluncurkan, sebaiknya segera dilaksanakan,” lanjut Dickey. . .

Ia juga mengatakan agar BPJS mendapat dukungan bersama dari berbagai sektor pemerintah, seperti Kementerian Kesehatan RI dan Bappenas. Partisipasi organisasi global seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dapat membantu Dickey menjalankan program pemeriksaan kesehatan gratis.

NEXT: Penyakit apa saja yang harus diprioritaskan selain kanker?

(di atas)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *