Jakarta –
Industri penerbangan Indonesia sedang tidak berjalan baik saat ini, kata Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA). Sebab, sektor usaha ini menghadapi tekanan yang besar baik dari dalam maupun luar.
Presiden INACA Jenderal Denon Prawiaraatmadja menjelaskan tantangan dalam negeri antara lain masih tingginya biaya penerbangan dan pajak seperti bea masuk dan pajak yang ditanggung maskapai dan penumpang.
Di negara lain, situasi geopolitik dunia sedang dalam situasi sulit sehingga mempengaruhi banyak hal terkait penerbangan. Misalnya saja harga bahan bakar yang tinggi, nilai tukar yang terus berubah, kesulitan pembelian pesawat dan suku cadang, hingga pembatalan rute penerbangan.
“Bisnis maskapai penerbangan sepertinya sedang terpuruk. Karena belum 100% recovery akibat dampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2022, dan kini krisis geopolitik global sedang melanda,” kata Denon. Pengumumannya, Jumat (18/10/2024).
Menurut Deno, maskapai nasional berupaya meningkatkan produksi untuk meningkatkan pendapatan, namun mahalnya biaya masih menjadi kendala. Hasil akhir dari upaya menjelaskan lemahnya daya beli masyarakat sama sekali tidak menggembirakan.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, diperlukan kerja sama yang lebih baik antara berbagai pihak yang terlibat di bidang penerbangan. Bukan hanya antar maskapai saja, namun bekerjasama dengan maskapai, operator bandara, maskapai, ground handling, MRO, edukasi, media bahkan traveller.
“Berbagai tantangan yang dihadapi industri penerbangan menyadarkan kita bahwa jika ingin bertahan, kita perlu bekerja sama dan berkolaborasi antar semua yang terlibat. Ini adalah masa kolaborasi, tantangan bagi kita sebagai individu sangat besar.” dia menjelaskan.
Oleh karena itu, Denon mengatakan INACA menjangkau berbagai kalangan dan berupaya menjadi dialog yang baik untuk memajukan industri penerbangan nasional.
Misalnya saja pemberlakuan aturan impor peralatan pesawat yang menunda penggunaan rupee untuk operasi penyewaan pesawat (pesawat) dengan menggunakan deklarasi mata uang dan pembayaran dalam rupee.
INACA juga mendalami penerapan bea masuk 0% suku cadang pesawat dan melayangkan surat ke Menteri Perhubungan.
Tonton videonya: Di atas rata-rata, rating RI Aviation mendapat skor 88,5% dari ICAO
(fdl/fdl)