Jakarta –

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku tidak terlibat dalam investasi perusahaan Starlink milik Elon Musk di Indonesia. Hal ini menyusul serentetan kritik atas masuknya Starlink ke bisnis ritel, yang mengancam penyedia yang sudah ada.

Bahlil mengatakan total investasi yang dilakukan Starlink di Indonesia mencapai Rp 30 miliar. Ia juga mengatakan bahwa Starlink terdaftar dengan tenaga kerja sebanyak 3 orang. Namun, dia dan tim mengaku tidak terlibat dalam pembahasan investasi tersebut.

Soal Starlink Elon Musk, saya harus jujur, saya tidak menangani Starlink secara langsung. Tim saya belum pernah berdiskusi teknis tentang Starlink. Jujur saja. Starlink investasinya Rp 30 miliar, ini data OSS ya. ;

Selain data yang dimilikinya melalui Online Single Submission (OSS), Bahlil mengaku belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia juga khawatir hal itu akan menimbulkan multitafsir terhadap isu Starlink.

Namun karena ini adalah investasi, maka menjadi tanggung jawab kita juga untuk menjelaskannya kepada bapak dan ibu yang terhormat pada hari ini, kata Bahlil.

“Prinsipnya, selama tidak melanggar aturan dan dibuka sesuai aturan, maka proses akan kami jalani. Tapi kalau ditanya kenapa dan bagaimana, itu posisi kami, karena terus terang kami tidak pernah membahas secara teknis, jadi kami tidak tahu,” lanjutnya.

Lebih lanjut Bahlil menjelaskan, alasan dirinya tidak terlibat langsung dalam investasi Starlink di Indonesia karena saat ini izin bisa langsung diterbitkan melalui OSS, tanpa harus bertemu langsung dengan menteri. Itu tinta asalkan investornya patuh pada ketentuan yang berlaku.

“Kalau kita hanya melakukan registrasi NIB lalu mendapat izin dasar dan keluar tanpa harus bertemu tim melalui OSS, tidak apa-apa, asalkan ada pemberitahuan dari kementerian teknis, selesai. Jadi kajiannya bisa lewat kementerian teknis, mungkin dari pihak teknis. Tim saya bilang mereka belum pernah membahasnya, jadi mungkin kementerian teknis, jelasnya.

Sebagai tambahan informasi, kehadiran layanan online Starlink milik Elon Musk disambut positif oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurutnya, Starlink dapat memberikan akses masyarakat terhadap layanan internet, pendidikan, dan kesehatan yang lebih baik. Menurut Luhut, hadirnya layanan internet satelit membuat tower base transceiver station (BTS) tidak diperlukan lagi.

Tidak perlu BTS, orang sudah punya Starlink, kata Luhut dalam siaran di Global Tower, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2024).

Luhut kemudian menjelaskan, ada beberapa keunggulan yang diperkenalkan Starlink ke Indonesia. Mulai dari murahnya telekomunikasi, terbukanya akses masyarakat terhadap pendidikan di daerah tertinggal, perbatasan dan terluar (3T), hingga layanan kesehatan.

Dari segi kesehatan, warga 3T bahkan disebut bisa berkonsultasi langsung dengan dokter berpengalaman di Jakarta.

Di sisi lain, Luhut mengatakan pemerintah pada hakikatnya memberikan ruang bagi perusahaan telekomunikasi global, nasional, bahkan BUMN telekomunikasi untuk bersaing. Sebab melalui persaingan, perusahaan akan saling meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“Sebenarnya kita ingin memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang, saya kira ini juga akan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat luas, siapa yang paling diuntungkan? Masyarakat kan? Kalau tidak bisa bersaing, itu salah Anda. Pemerintah Tugas kita adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” imbuh Luhut.

Tonton juga Video: Tanggapan Menkominfo atas pertanyaan anggota DPR tentang Starlink

(shc/kil)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *