Jakarta –

Google dapat mengatakan bahwa kurang dari 1% pemasangan ekstensi Toko Web Chrome mengandung malware. Namun, peneliti keamanan lain memiliki data berbeda.

Sekadar informasi, Chrome Webshop saat ini memiliki lebih dari 250 ribu ekstensi — semacam aplikasi tambahan untuk browser Chrome. Google membanggakan bahwa tim keamanannya telah berhasil mengurangi jumlah ekstensi yang mengandung malware dari toko webnya.

“Seperti perangkat lunak lainnya, ekstensi juga rentan,” kata tim keamanan siber Google.

Namun data lain datang dari tim peneliti keamanan Universitas Stanford yang terdiri dari Sheryl Hsu, Manda Tran, dan Aurore Fass yang bekerja sama dengan CISPA Helmholtz Center for Information Security.

Web Store diselidiki untuk Security-Noteworthy Extension (SNE), dan SNE ini merupakan ekstensi yang tergolong malware, melanggar aturan Chrome Web Store, atau memiliki celah keamanan.

Antara Juli 2024 dan Februari 2023, 346 juta pengguna memasang ekstensi dalam kategori SNE. Dari jumlah tersebut, 63 juta melanggar aturan Toko Web, dan tiga juta memiliki celah keamanan, yang berarti ekstensi yang mengandung malware telah dipasang sebanyak 280 juta kali.

Faktanya, hanya 125.000 ekstensi yang tersedia di Chrome Webshop selama periode tersebut, seperti dilansir detikINET dari Techspot.

Trio peneliti juga menemukan bahwa ekstensi Chrome yang aman dan bebas malware biasanya tidak bertahan lama, dengan hanya 51,8 hingga 62,9 persen yang bertahan setelah satu tahun.

Sedangkan ekstensi yang masuk dalam kategori SNE rata-rata dapat bertahan selama 380 hari dan bisa mencapai hingga 1.248 hari jika hanya memiliki celah keamanan.

SNE yang paling lama berjalan di Toko Web Chrome adalah TeleApp, yang bertahan selama 8,5 tahun dan terakhir diperbarui pada 13 Desember 2013. Ekstensi ini telah dihapus ketika ditemukan mengandung malware pada 14 Juni 2022.

Parahnya, evaluasi aplikasi atau ekstensi tidak banyak membantu dalam kasus SNE ini untuk mengetahui keberadaan malware.

“Secara umum, pengguna tidak pernah memberikan peringkat rendah pada SNE, hal ini mungkin terjadi karena pengguna tidak menyadari bahwa ekstensi tersebut berbahaya. Selain itu, ada kemungkinan bot memberikan ulasan palsu dan memberikan ekstensi peringkat tinggi,” tim peneliti menulis. dalam perannya Tonton video “YouTube Kembangkan Sistem untuk Berantas Pengguna Pemblokir Iklan” (asj/afr).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *