Jakarta –

Merbabu Mountain memanjat Pedestrieto Sygeng (50), Peralatan Pemerintah Negara Bagian (ASN), meninggal saat mendaki Gunung Merbabu. Korban diduga terbunuh sekitar satu minggu sebelum tim SAR menemukan.

Kepala Kepolisian Boyolali AKBP Rosid Hartanto mengatakan bahwa Suigen, seorang Lima Timarjian, yang meninggal pada hari Sabtu (19/4), atau “Airbabu” atau “Merbabu”.

“Ini dipasang selama 6 hingga 7 hari, itu sama pada waktu yang diperkirakan (korban meninggal). Lalu Sabtu, Tuan Sugen, tenda itu dipilih. Slippery dan jatuh di tanah dengan batu,” Rosid menjelaskan ketika dia bertemu Voley Cup setelah memasang Voley Cup “

Rosid menjelaskan bahwa mayat Sugeng juga keluar setelah tim SAR berhasil dipindahkan ke Jumat (25/4). Investigasi mengungkapkan bahwa karena kematian ASSI di Kantor Kesehatan Temanggung (di Dink), itu karena pendarahan di kepala.

“Tidak ada yang mencurigakan konsekuensi dari penyakit ini. Dalam hal ini, Tuan Sugen adalah penyebab kematian bahwa ada pendarahan di kepalanya, tetapi meskipun demikian.

Kemudian, berdasarkan adegan pemandangan, diduga Sugen turun ke batu, dan kepala menabrak batu. Selain cedera pendarahan di kursi, beberapa bagian tulang juga patah.

“Jadi ini seperti licin atau luka jatuh di ketinggian,” jelasnya.

Adapun tuduhan Sugeng, “Rosid” menjelaskan BMKG dan Pangkalan Udara Adi SoemarMo, ada awan cumulonimbus selama insiden itu. Dengan kata lain, kata Rosid, di pagi hari (19/4) itu adalah kemungkinan hujan lebat.

“Tapi seberapa besar kekuatan angin yang kita tidak tahu bahwa persepsi tenaga angin sebenarnya adalah kriteria yang nyata?”

Sebelumnya, dilaporkan ketika dilaporkan bahwa seorang pria yang hilang di Merbabu pada hari Sabtu (19/4). Korban diketahui sendirian di Timbo, Wilayah Glaolsar, Boyolali Regiona.

“Dia naik ke rute Timoru, di sisi timur Gunung Merbab.

Sugeng Parwoto memiliki kamp di pos dengan 5 pendaki lain yang bertemu di posisi itu. Tetapi mendekati pukul 01.30 pagi pada hari Sabtu, ada badai. Kemudian di pagi hari, Sugen tidak diketahui bahwa dia tidak lagi berada di tempat dan tasnya.

Tim bersama kemudian melakukan pencarian dan operasi SAR dibuka hingga Kamis terakhir (24/4), pada usia 17 tahun pada 30.

Koordinator aksi SAR pasca Basecamp Tongboa, Tri Puji Sugiharto, mengatakan Sugeng Parwoto di batu batu di “hraparak” dan tempat ke -5.

Setelah transfer yang berhasil, tubuh Sugeng dikirim ke RSUD Dr Moewardi Solo untuk otopsi. Teks ini disiarkan di Detikjateng,

Lihat video video “Puncak Video”

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *