Jakarta –
Piala Dunia 2026 akan digelar di tiga negara yakni Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Sebagai tuan rumah, Amerika Serikat dinilai belum siap karena antrian visa.
Penilaian tersebut disampaikan oleh CEO Travel Association Geoff Freeman di American Express Centurion Club di New York pada Senin (16/09/2024). Selain itu, Amerika Serikat tidak hanya akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026, tetapi juga acara olahraga besar lainnya, Olimpiade Musim Panas 2028 di Los Angeles, dan Piala Dunia Rugbi 2031.
Berdasarkan Travel Weekly pada Kamis (26/9), tampaknya penundaan visa sudah lama menjadi kendala untuk bepergian ke Amerika Serikat. Pada bulan Agustus, sekelompok senator AS bipartisan bahkan mengirim surat kepada Presiden Joe Biden yang mendesak pemerintah untuk membentuk gugus tugas acara olahraga global.
Surat itu menyebutkan Piala Dunia 2026 akan menjadi acara olahraga terbesar dalam sejarah AS dan diperkirakan akan menarik lebih dari 5 juta wisatawan internasional. Wisatawan juga diharapkan menghasilkan kegiatan ekonomi sebesar US$5 miliar (sekitar Rp 75,4 triliun).
Kemudian, Olimpiade 2028 diharapkan mampu menarik jumlah wisatawan dan perputaran ekonomi yang sama.
“Untuk memastikan keberhasilan acara ini, persiapan harus dilakukan untuk memfasilitasi kelancaran dan keamanan perjalanan tamu internasional kita ke Amerika Serikat,” tulis para senator.
“Salah satu tantangan yang harus menjadi prioritas utama dan segera adalah mengurangi waktu tunggu pengunjung,” lanjut para senator.
Waktu tunggu untuk wawancara visa masih sangat lama di banyak negara. Menurut surat tersebut, pada bulan Juni masa tunggu bahkan bisa mencapai hampir 300 hari di negara-negara yang tidak memiliki program bebas visa.
Senator mengusulkan waktu kurang dari 31 hari untuk 80 persen kandidat pada akhir tahun 2025.
Di sisi lain, Freeman mengatakan masalahnya bukan hanya soal visa, tapi juga pengalaman negatif pengunjung internasional ke Amerika Serikat.
“Terlalu sering orang berurusan dengan cerita horor, terutama di JFK di New York di mana Anda harus mengantri dua atau tiga jam hanya untuk melewati bea cukai,” katanya.
“Bayangkan sambutan para pelancong yang menghabiskan waktu 14 jam untuk sampai ke sini. Dan bayangkan apa yang akan mereka ceritakan kepada keluarga dan teman-teman mereka tentang pengalaman tersebut. Tidak ada yang lebih bisa diprediksi,” tambahnya.
“Kita perlu menggelar tikar selamat datang. Dan saya rasa ada pertanyaan di sana: ‘Apakah kita diterima di Amerika Serikat? Apakah Amerika Serikat menginginkan bisnis kami? Ini adalah sesuatu yang perlu kita atasi dan perlu kita klarifikasi. yang kami ingin wisatawan datang,” lanjutnya.
Tak hanya itu, kota tuan rumah juga mempunyai kekhawatiran yang sama, namun juga optimis. Los Angeles, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia dan Olimpiade melalui CEO Los Angeles Tourism & Convention Board Adam Burke, mengatakan sangat penting bagi Amerika Serikat untuk bersiap memberikan pengalaman yang lancar bagi pengunjung.
Hal ini harus menjadi fokus utama Dewan Penasihat Perjalanan dan Pariwisata AS. Tak hanya LA, Seattle yang juga menjadi tuan rumah Piala Dunia pun punya kekhawatiran serupa.
“Tantangan yang dihadapi pengunjung internasional dalam memperoleh visa turis sejak awal pandemi telah menjadi perhatian utama kami,” kata Liz Johnson, direktur senior pengembangan pariwisata di Visit Seattle.
Namun, diskusi baru-baru ini dengan staf dan manajemen Biro Urusan Konsuler telah meredakan banyak kekhawatiran ini, tambahnya.
Ia menambahkan, Seattle telah lama menjadi pintu gerbang pengunjung dari negara-negara Asia seperti Tiongkok dan India. Simak video “Kegembiraan Mancini saat 10 pemain Saudi membungkam China” (wkn/fem)