Bandung –
Hutan bakau di Subang menjadi habitat berbagai jenis unggas air. Guru Besar Universitas Padjajaran pun memberikan penjelasannya.
Penanaman mangrove mulai membuahkan hasil di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang. Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh penduduknya karena mampu menghalau gelombang laut, namun berbagai hewan juga dapat hidup dan berkembang biak. Salah satunya adalah keanekaragaman burung.
Profesor Johan Iskandar, guru besar etnologi Universitas Padjadjaran, mengatakan mangrove penting tidak hanya untuk mencegah erosi pantai, tetapi juga untuk menyerap gas rumah kaca CO2. Ini kemudian menghasilkan oksigen dan juga penting sebagai habitat unggas air pesisir.
“Dengan demikian, kerusakan atau hilangnya vegetasi bakau dapat mengakibatkan berkurangnya atau punahnya spesies unggas air di hutan bakau secara lokal. Sebaliknya, vegetasi yang lebat mungkin memerlukan keberadaan jenis burung di hutan bakau. Dengan kata lain, jenis burung bakau dapat menjadi solusi. indikator Kualitas vegetasi mangrove,” kata Johan.
Menurut Johan, jenis burung yang hidup di hutan bakau antara lain burung puffin atau Putorides striata, bangau besar atau Artea alba, bangau kerbau atau Pubulcus ibis, bangau Dongdong atau Leptoptilos javanicus, ayam kecil atau kuntul, dan korset coklat. Pambangan atau Ixophiricus Eurythmus.
Inilah jenis-jenis burung yang banyak ditemukan di hutan bakau.
Menurutnya, inisiatif atau program pemerintah telah banyak dilakukan dengan penanaman mangrove untuk melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Tetapi penanaman lahan basah efektif melindungi spesies burung lahan basah,” ujarnya.
Ketika hutan bakau yang subur kembali ke wilayah tersebut, begitu pula rantai makanan hewan atau burung lainnya.
“Terutama jenis organisme yang ada di dataran lumpur atau ikan, udang, kerang, jenis serangga dan jenis unggas air bakau lainnya di lapisan lumpur. Jadi, kehadiran berbagai jenis burung juga bisa dijadikan indikator kekayaan yang berbeda-beda. kehidupan perairan di kawasan itu,” jelasnya.
Selain itu, terdapat juga jenis burung nasar yang hidup di hutan bakau. Namun keberadaannya tidak seperti burung pada umumnya.
“Di hutan bakau atau pantai terdapat burung liar seperti elang pandol atau Haliastur Indus dan elang laut yang makanan karnivoranya bisa berupa burung lain, ikan, udang dan lain-lain,” tambah Johan.
Selain burung, hutan bakau juga menjadi rumah bagi berbagai satwa yang bisa diburu para nelayan, antara lain berbagai ikan, ubur-ubur, udang raksasa, dan kepiting bakau.
Ada berbagai jenis ular yang hidup di air, ular yang hidup di batang pohon, dan ular yang mencari makan dari dahan ke dahan bakau.
Selain itu, terdapat juga biawak berukuran besar yang biasa terlihat berjemur oleh para nelayan yang mencari ikan di kawasan tersebut.
——-
Artikel ini muncul di detikJabar.
Saksikan video Eksplorasi Mangrove Speedboat Bintan (wsw/wsw)