Jakarta –
Read More : Pengusaha Buka-bukaan Biang Kerok Gula Mahal hingga Langka
Tingginya permintaan saat lebaran diimbangi dengan terbatasnya persediaan akibat banjir di sentra bawang merah di pantai utara Jawa (Cirebon, Brebes, Kendal, Demak, Grobogan, Pati) dan minimnya tenaga kerja greenfield, dimana Harga bawang merah di pasaran terus meningkat. .
Meski bukan sentra utama bawang merah, Bojonegoro berperan penting dalam memasok beberapa pasar utama di Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Bojonegoro mampu memproduksi bawang merah sebanyak 26.450 ton dari luas panen 2.826 hektar pada tahun 2023.
Kepala Dinas Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro Imam mengatakan panen raya di Bojonegoro akan terus dilakukan hingga awal Mei.
“Kami masih melakukan panen sekitar 364 hektare yang tersebar di Kecamatan Kedungadem, Gondang, Sekar dan Sumberjo. Panennya berbeda-beda di setiap desa karena penanaman di sini dilakukan sepanjang tahun,” kata Imam dalam keterangan tertulisnya (Minggu, 28 April 2024).
Penanaman bawang merah setidaknya terjadi tiga kali dalam setahun di Kabupaten Bojonegoro. Musim tanam pertama berlangsung dari bulan November hingga pertengahan Desember, musim tanam berikutnya dari bulan Februari hingga Maret, diikuti oleh musim tanam ketiga pada bulan Mei dan musim tanam keempat pada bulan September (untuk daerah yang dekat dengan irigasi). Dengan pola tanam seperti ini diharapkan panen tidak tertunda.
Direktur Tanaman Sayuran dan Obat Andi Muhammad Idil Fitri mengerahkan seluruh jajarannya untuk mengecek kondisi panen sebenarnya di wilayah sentra termasuk Bojonegoro.
“Selain melakukan kegiatan pasar bawang merah di Jakarta, kami juga melakukan sidak langsung ke lokasi untuk memantau hasil dan pasokan,” kata Andi.
Sementara itu, Anto, salah satu pengepul bawang merah di Desa Pajeng, Kabupaten Gondang, mengatakan saat ini tanaman di Gondang rata-rata berumur 35 hari dan siap dipanen pada awal Mei.
Anto juga mengatakan, harga-harga tersebut berangsur-angsur turun karena permintaan yang tidak sebesar Lebaran lalu.
“Harga sudah turun karena sudah mulai panen dan pekerja Rogol sudah kembali bekerja setelah lebaran. Permintaannya tidak sebesar saat lebaran,” jelas Anto.
Hal itu dibenarkan Ajis, pedagang bawang merah di Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem. Ia mengatakan, harga jual yang diterimanya dari pengepul mengalami penurunan.
Untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terus mendorong petani untuk menggunakan benih bawang merah TSS (True Shallot Seed). Dalam pelaksanaannya, pihaknya bekerja sama dengan BRIN untuk mendukung petani melalui budidaya percontohan.
Harapannya, TSS dapat menjadi alternatif di saat harga benih sedang tinggi untuk terus meningkatkan produksi bawang merah di Bojonegoro.
Tonton video “Kunjungi Pasar Salakan, Jokowi Temukan Harga Bawang Putih Mahal” (ega/ega)