Jakarta –
Ketua Jaringan Dokter Muda (JDN) Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Tommy Dharmawan mengakui meningkatnya kasus perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berdampak pada kepercayaan masyarakat. Ia khawatir hal ini akan menurunkan kepercayaan masyarakat Indonesia sehingga menyebabkan lebih banyak orang berobat ke luar negeri.
“Tentu kita prihatin dengan hal ini, jangan sampai terjadi kena, berujung pada kecelakaan pada satu kasus, namun pola kasusnya tidak ditangani,” kata dr. kata Tommy.
Oleh karena itu, wajar jika dokter ahli seperti ini, ketika orang PPDS mengucapkan kata-kata kasar, wajar jika pelayanannya tidak baik, ”ujarnya.
Apalagi menurutnya, tidak semua PPDS menghadapi perundungan. Dr. Tommy mengatakan, dirinya tidak mengalami insiden perundungan selama menjalani program residensi sebagai dokter spesialis bedah toraks di Universitas Kedokteran Indonesia (FK UI).
Dalam kesempatan yang sama, Dr Adib Humaidi Spot, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengatakan perlu dipastikan jenis perundungan agar penilaian terhadap perundungan tidak selalu berdasarkan keintiman.
“Perlu ada penegasan juga bahwa tidak ada parameter yang absurd, lalu apa itu bullying? Apakah hal-hal yang diterima secara subyektif oleh siswa, yang mungkin membuat mereka tidak nyaman, selalu disebut dengan bullying?” Hal itu disampaikannya pada konferensi pers, Selasa (21/8/2024). Simak video “IDI Sebut Bullying di PPDS Akibat Peserta Tidak Dibayar” (Nuf/Up)