Jakarta –

Read More : Menyoal LPG 3KG Tidak Lagi Dijual Di Warung Eceran

PT Amarta Karya (Persero) angkat suara terhadap beberapa penerbitan BUMN yang akan diterbitkan, salah satunya Amarta Karya (AMKA). Direktur Utama PT Amarta Karya (Persero) Nicholas Agung mengatakan hal tersebut tidak benar.

Nicholas 6 mengaku kaget dengan isu pembubaran BUMN. Padahal, proses likuidasi perusahaan pelat merah itu panjang, kata Niko. Apalagi, badan usaha milik negara yang dikelolanya sudah lolos PCPU.

Nicholas Agung menulis pada Kamis (27/06/2024): “Tentu kami terkejut dengan kabar ini, namun saya tidak khawatir dan saya sudah menginstruksikan jajaran AMKA untuk terus fokus pada tujuan AMKA yang lebih besar.”

Nicholas mengatakan, jika isu pembubaran BUMN benar, maka yang bisa memberikan pernyataan adalah Menteri BUMN atau Wakil Menteri BUMN. Ia mengatakan, mulai September 2020, AMKA akan berada di bawah pengelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dalam rangka restrukturisasi total yang prosesnya masih berjalan dan belum ada pembahasan mengenai cara likuidasinya.

Jadi kalau konstruksi hukumnya Kementerian BUMN dan PPA, jadi kalau pernyataan Danareksa itu ada di kita. Kalau kedua instansi ini tidak memberi tahu kami (tutup) kami akan tetap memperhatikan. Ini tujuan kami,” kata Nicholas.

“Pada awal Juli juga, pengurus gabungan PT PPA akan membahas rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) lima tahun ke depan,” tambah Nicholas.

Selain itu, dia menyebut permasalahan tersebut akan berdampak pada keberlangsungan usaha PT Amarta Karya. Beliau berkata: “Hari ini saya menghubungi beberapa rekan AMKA dan tentunya mereka menanyakan pernyataan tersebut. “Belum lagi pengaruh lain seperti staf.”

Meski demikian, Nicholas yakin bisnisnya dengan mitra AMKA akan terus berlanjut.

“Beberapa proyek yang sedang kami kerjakan antara lain Gedung Pusat Inovasi dan Inovasi (GIK) Universitas Gajah Mada, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Simoro 300 liter di Palu, dan Pekerjaan Umum Cheujung Prime Paket 3 di Serang. Dan tentu saja produksi baja menjadi “bisnis utama PT Amarta Karya (Persero), operator pintu penghalang di ibu kota Pulau Taksim (IKN)”.

Bahkan, lanjut Nicholas, seluruh jajaran perusahaan bertekad bekerja keras memulihkan perusahaan. Salah satu langkahnya, kata Nicholas, adalah dengan menggandeng investor dan mencari peluang kerja potensial dan yang ada dengan membangun proyek melalui pusat bisnis perseroan yang ada saat ini.

Beliau mengatakan, “Kami yakin hal ini mendukung kepedulian dan stabilitas PT Amarta Karya (Persero) untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan infrastruktur Indonesia sejalan dengan motto BUMN Indonesia.

(fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *