Jakarta –
Istilah kontrasepsi pria mungkin tidak sepopuler kontrasepsi wanita. Tingkat kesadaran penggunaan kontrasepsi pada laki-laki di Indonesia saat ini belum setinggi perempuan.
Salah satu alat kontrasepsi pria yang paling umum adalah kondom. Kondom merupakan alat kontrasepsi penghalang yang mencegah sperma mencapai sel telur dan menyebabkan kehamilan.
Pilihan kontrasepsi pria lain selain kondom dapat digunakan. Berikut ini disebutkan dalam Medical News Today: 1. Spermisida
Spermisida adalah zat yang membunuh sperma. Alat ini digunakan dengan cara dioleskan pada vagina sebelum melakukan hubungan intim.
Secara umum, efektivitas spermisida tidak terlalu tinggi dibandingkan alat kontrasepsi lainnya. Namun spermisida sangat baik sebagai alat kontrasepsi tambahan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, misalnya setelah menggunakan kondom.
Kelebihan alat ini adalah tidak dapat mengubah produksi hormon.2. Vasektomi
Operasi vasektomi adalah salah satu metode paling efektif untuk mencegah kehamilan. Teknik pengebirian berbeda-beda, namun masing-masing cara kerjanya adalah dengan mencegah sperma memasuki vas deferens, saluran yang keluar dari penis.
Vasektomi dilakukan dengan memotong atau mengikat tabung ini. Dokter dapat melakukan prosedur rawat jalan invasif minimal atau prosedur bedah yang lebih kompleks. Pilihan ini tergantung pada kebutuhan dan kesehatan umum pria tersebut.
Dalam beberapa kasus, pria yang dikebiri bisa mempunyai anak lagi. Namun, efektivitas prosedur ini bergantung pada metode dan keterampilan profesional kesehatan yang melakukan sterilisasi.
Dibutuhkan waktu 3 bulan agar pengebirian bisa efektif sepenuhnya. Selama itu, pasangan sebaiknya terus menggunakan alat kontrasepsi alternatif untuk mencegah kehamilan.
Cara ini sangat cocok bagi pasangan suami istri yang sudah memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi. Keuntungan pengobatan kebiri adalah tidak mempengaruhi hasrat seksual dan sangat efektif.
Tingkat keberhasilan vasektomi sangat tinggi, di atas 99 persen. Tingkat komplikasi dari prosedur ini sangat rendah.3. Pantang berkala
Suami harus bisa memahami siklus menstruasi wanita untuk menentukan kapan ovulasi bisa terjadi. Pasangan suami istri melakukan prosedur ini dengan menghindari hubungan intim pada masa subur wanita, tergantung periode siklus menstruasi. Hal ini bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Cara ini memerlukan kerjasama suami dan istri. Pasangan dapat saling mendukung dengan mencatat siklus menstruasi, mempelajari metode dan bekerja sama bila diperlukan untuk menghindari hubungan intim.
Efektivitas metode ini bisa sangat bervariasi antar pasangan. Jika istri memiliki siklus menstruasi yang teratur dan dapat diprediksi, cara ini bisa efektif. Tingkat kegagalan prosedur ini rata-rata antara 2 dan 23 persen per tahun.
Kondom merupakan alat kontrasepsi pria yang paling mudah didapat. Selain menurunkan risiko kehamilan, kondom juga dapat menurunkan risiko infeksi menular seksual.
Jika Anda mengikuti panduannya dengan benar, kondom bisa mencapai 98 persen efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, dalam beberapa kasus, sering kali suami tidak menggunakannya dengan benar. Dengan penggunaan biasa, efektivitasnya sekitar 85 persen. Tonton video “Alasan Alat Kontrasepsi, Spermisida, dan Diafragma Kurang Populer di Indonesia” (avk/naf)