Jakarta –

CEO Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti ketegangan dalam Perang Perdagangan Amerika Serikat (AS) – Cina, yang menjadi lebih hangat. Di mana Amerika Serikat menetapkan tugas 145% untuk semua produk dari Cina, sementara Cina menanggapi dengan menerapkan tugas 125% untuk produk yang memasuki negara mereka.

Ahy mengatakan perang dagang akan memiliki pengaruh besar dibandingkan dengan perang dagang yang terjadi dari 2018-2020. Dia mengatakan pada saat itu, berdasarkan data dari Organisasi Perdagangan Dunia atau Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan dana moneter internasional (IMF) telah menghasilkan desain di dunia 0,8%.

“Saat ini, eskalasi baru, yang dipicu oleh politik Trump, memiliki pengaruh yang lebih luas dan jauh lebih signifikan. Ahy mengatakan dalam panel diskusi Yudhoyono Institute (TYI) di Grand Sahid Jakarta, Minggu (4/13/2025).

Ahy mengatakan kebijakan unilateral AS untuk menetapkan tarif ke berbagai negara sebenarnya lebih baik di dunia untuk ekstrem dua arah. Pertama, terjadinya perlawanan kolektif, di mana negara -negara akan menjauh dari dominasi Amerika Serikat dan membangun ekonomi global baru.

Kedua, katanya, jika kebijakan ini terbukti efektif, dunia sebenarnya akan lebih terpapar dengan kekuatan hegemonik yang semakin besar, yaitu Amerika Serikat.

“Terlepas dari hasilnya, satu hal yang pasti, kami menghadapi risiko fragmentasi, tidak hanya secara finansial, tetapi juga politik dan keamanan. Pengaruh.

Selain itu, Ahy mengatakan rekomendasi tugas 32% dari Amerika Serikat ke Indonesia juga akan berdampak langsung pada daya saing ekspor Indonesia. Meskipun tugas ini masih ditangguhkan oleh Presiden AS Donal Trump.

“Indonesia sendiri terpengaruh secara langsung. (Wedge/Wedge)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *