Jakarta –
Lebih dari 260 jejak kaki dinosaurus telah ditemukan di Brazil dan Kamerun. Hal ini menambah bukti bahwa Amerika Selatan dan Afrika pernah menjadi bagian satu sama lain.
Melansir New York Post, Jumat (30/8/2024), temuan tersebut semakin memperkuat penelitian bahwa kedua wilayah tersebut pernah menjadi benua raksasa jutaan tahun lalu.
Menurut para ilmuwan, jejak kaki tersebut terbentuk sekitar 965,6 km dari superbenua Gondwana 120 juta tahun lalu. Saat ini, reruntuhan ini terpisah lebih dari 5.954 km di sisi berlawanan Samudera Atlantik, satu di timur Brasil dan satu lagi di utara Kamerun.
“Kami menentukan bahwa jejak kaki ini memiliki usia yang sama,” kata Louis L. Jacobs, ahli paleontologi di Southern Methodist University yang memimpin penelitian.
“Dari segi geologi dan lempeng tektonik, jejaknya sama,” ujarnya. Mereka terlihat sama.”
Karena kondisi lingkungan yang menguntungkan, para ilmuwan menyimpulkan bahwa makhluk-makhluk ini sedang berjalan di jalan raya. Atau jalan raya yang sering digunakan dinosaurus kini telah terbagi menjadi dua benua.
“Salah satu hubungan geologi termuda dan tersempit antara Afrika dan Amerika Selatan adalah siku timur laut Brasil, yang sekarang menjadi pantai Teluk Guinea di Kamerun,” kata Jacobs.
“Kedua zona iklim tersebut meluas hingga ke titik sempit tersebut, sehingga hewan di kedua sisi jalur tersebut dapat melintasinya.”
Jalan tersebut tertutup sedimen yang menyebabkan jejak kaki dinosaurus bertahan selama jutaan tahun. Menurut Diana P., salah satu penulis penelitian, beberapa jejak kaki tersebut milik dinosaurus yang disebut ornithischia, atau sauropoda berkaki panjang.
Sementara itu, Vine mengatakan sebagian besar jejak kaki tersebut dibuat oleh theropoda berkaki tiga atau dinosaurus mirip Tyrannosaurus rex. “Peneliti Brasil menemukan fosil dinosaurus berumur 233 juta tahun” (wkn/wkn)