Jakarta –

Amerika Serikat (AS) disebut akan terus menghadapi masalah inflasi. Hal ini menyebabkan bank sentral AS, Federal Reserve, mengejar suku bunga tinggi yang berdampak pada sektor keuangan global.

Federal Reserve mempertahankan suku bunganya di 5,25%-5,50% pada hari Rabu.

Salah satu indikator inflasi di AS adalah Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS). Semakin banyak lapangan kerja dan pekerja yang dipekerjakan, semakin banyak biaya yang bisa ditekan.

Menurut Reuters, Tiongkok (2/5/2024), data survei JOLTS bulan Maret menunjukkan lebih sedikit orang yang berhenti dari pekerjaannya. Ini berarti situasi pasar tenaga kerja mulai membaik. Hal ini bisa membantu The Fed menurunkan suku bunga.

Namun, masalahnya adalah lowongan pekerjaan di AS telah jatuh ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Totalnya sekitar 8,4 juta pekerjaan atau mencapai 325 ribu pekerjaan di AS.

Yang mengkhawatirkan, ada hasil yang menunjukkan tingginya harga barang produksi yang dibayar produsen. Ini telah mencapai level tertinggi dalam hampir dua tahun. Hal inilah yang menyebabkan tawaran pekerjaan menurun.

Dengan meningkatnya tekanan harga pada kuartal pertama, kenaikan harga impor merupakan berita yang tidak terduga.

Suku bunga tidak turun

Menghadapi situasi ini, banyak pihak yang menilai pengambil kebijakan memberikan sinyal bahwa penurunan suku bunga belum terjadi. Selain itu, terdapat tanda bahaya pada laju inflasi yang belum menurun secara signifikan. Federal Reserve telah menaikkan suku bunganya sebesar 525 basis poin mulai Maret 2022. Pasar keuangan telah menunda perkiraan periode penurunan suku bunga tahun ini hingga September dari bulan Juni.

Mark Streiber, ekonom di FHN Financial, mengatakan berlanjutnya pendinginan pasar tenaga kerja adalah bagian dari rencana The Fed untuk membantu mengembalikan inflasi ke 2 persen. Tingkat lapangan kerja adalah salah satu barometer The Fed.

Masalahnya, masih terlalu dini untuk berpikir bahwa inflasi yang rendah bisa terjadi. Selain itu, ada tekanan untuk menaikkan harga pokok produksi.

“Meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa keruntuhan aset yang kita alami pada tahun 2023 telah berakhir, tren peningkatan aset adalah perkembangan yang tidak disukai oleh The Fed,” kata Streiber.

Tonton juga video “KuTips: Kirim resume Anda langsung ke HR!”:

(barang/kil)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *