Jakarta —
Read More : Ciri-ciri Serangan Jantung, Dialami Aktor Joshua Pandelaki sebelum Meninggal
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut tren pengolahan ASI (ASI) menjadi bubuk melalui pengeringan beku belum direkomendasikan di Indonesia. Pasalnya, IDAI menilai teknologi pengolahan ASI bubuk di Indonesia masih belum mendapat dukungan nyata dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Sampai saat ini kami belum bisa merekomendasikan (ASI bubuk) di Indonesia,” kata dr Naomi Esthernita Fausia Dewanto, SpA(K).
“Kalau di Indonesia sendiri karena memang belum ada pengolahan yang benar-benar tepat. Artinya belum ada aturannya. Semuanya harus persetujuan Badan POM,” lanjutnya. Dr Naomi menambahkan, banyak hal yang perlu diperhatikan seorang ibu saat mengolah ASI menjadi bubuk. Mulai dari membersihkan tangan, payudara, dan mengawetkannya hingga ASI berubah menjadi bubuk.
“Kalau ibu memerah ASInya, butuh waktu lama sebelum menjadi bubuk. Ibu harus mencuci tangan, membersihkan diri, membersihkan payudara, cara memerah ASI, lalu disimpan sampai membeku. begitulah prosesnya sampai menjadi bubuk,” kata Dr. Naomi.
Selain itu, lanjut dr Naomi, dalam memberikan ASI bubuk pada bayi, sangat perlu memperhatikan tingkat keamanannya. Dikhawatirkan terdapat bakteri yang justru dapat menyebabkan hal buruk sehingga diperlukan penelitian untuk membuktikan keamanannya.
“Kalau kita tidak yakin dengan keamanannya, kita takut itu akan terkontaminasi kuman. Kalau kita memang ingin memberikannya kepada bayi atau manusia, kita perlu melakukan pengujian berbasis bukti, bukti bahwa semuanya baik-baik saja. dia,” Dr. Naomi menunjukkan.
“Kalau memang ingin diberikan kepada anak, apalagi anak di bawah usia satu tahun hingga enam bulan, harus benar-benar aman,” lanjutnya.
Mengenai kadar gizinya, Dr. Naomi mengatakan hasil penelitiannya masih bervariasi. Di Australia sendiri, ASI bubuk dipercaya mampu menurunkan kadar protein namun tidak menurunkan lemak. Meski demikian, ia sangat menyarankan para ibu untuk tetap menggunakan metode menyusui langsung seperti biasa.
“Terus terang anjurannya adalah menyusui langsung, karena menyusui bukan sekedar memberi ASI saja. Jadi tidak perlu lagi mengikuti tren ASI bubuk dulu,” ujarnya.
Tonton video “Sampai Usia Berapa Anak Boleh Minum ASI?” (Devandra Abi Prasetjo/kna)