Jakarta –
Read More : McTominay: Kalem Saja, Napoli
Perpecahan terjadi di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ketika Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie berebut kursi ketua umum. Permasalahan seperti ini bukan kali pertama dialami Kadin.
Catatan detikcom, penindakan terjadi di Kadin pada 2013. Saat itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulistio (SBS) membekukan keikutsertaan 9 Ketua Kadin dan Ketua Dewan Penasihat Kadin. Dewan Oesman Sapta Odang karena Musyawarah Darurat Nasional (Munaslub) dianggap sebagai gangguan internal yang mempunyai kecenderungan buruk.
Suryo saat itu mengatakan, keputusan itu diambil setelah tiga kali rapat koordinasi nasional dan atas permintaan 24 ketua Kadin daerah.
“Munculnya persoalan Munaslub Pontianak merupakan gangguan internal yang trennya buruk. Hal ini terlihat karena tidak adanya proses pengajuan Munaslub sesuai AD/ART, sehingga seluruh kegiatan Munaslub Pontianak merupakan kegiatan tidak resmi dan tidak berdasarkan koridor yang semestinya dalam mekanisme organisasi Kadin,” jelas Suryo yang dilansir detikcom pada Mei 2013.
Suryo mengatakan, mayoritas atau sebanyak 24 Kadin Daerah yang mengikuti 3 rakor nasional tersebut meminta Kadin Indonesia mengambil tindakan tegas terhadap keresahan internal yang dilancarkan kelompok Kadin.
Oesman Sapta dan 9 Ketua Kadin terkait telah mendapat penjelasan rinci mengapa Kadin Indonesia tidak memproses permintaan Munas karena prosesnya tidak sesuai AD. . ART dari Kadin Indonesia, namun tidak tercapai kesepakatan dalam rapat tersebut, oleh karena itu untuk menjaga keutuhan organisasi pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013 “Kartu anggota yang dikeluarkan dicabut, termasuk Ketua Dewan Pembina, jelas Suryo.
Era SBS juga menyaksikan dualisme dalam kepemimpinan. Saat itu, Kadin Indonesia terpecah menjadi dua bagian, yakni SBS dan Eddy Ganefo.
Persoalan dualisme sempat dibahas dalam Musyawarah Nasional VII Kadina (Muna) di lingkungan SBS. Munas VII dilaksanakan pada tanggal 22-24 tahun 2015 pada bulan November di Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat.
Salah satu calon Ketua Umum Kadin Indonesia 2015-2020. Rozan Roeslani saat itu mengatakan, jika terpilih, partainya akan mengutamakan dialog dengan “saingan” Kadin yang sebelumnya dipimpin Rizal. Ramli.
“Iya, semuanya harus sesuai aturan organisasi dan AD/ART. Kami berkomunikasi dengan teman, mereka juga bisa dalam suasana hati yang baik. Saya akan cari jalan keluarnya, sepanjang itu dalam aturan organisasi, itu perlu dikomunikasikan.” kata Rozan di sela-sela Munas di Hotel Trans Luxury Bandung, Selasa (24/11/2015).
Simak Video: Kekacauan Terjadi di Kursi Presiden Kadin Saat Jokowi Hentikan Tendangan Bola Panas
(acd/hns)