Jakarta –

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa sekitar 846 juta orang berusia antara 15 dan 49 tahun hidup dengan infeksi herpes genital. Angka tersebut berarti 1 dari 5 orang pada kelompok usia tersebut di seluruh dunia terkena herpes genital.

“Setidaknya 1 orang setiap detik, 42 ​​juta orang terkena infeksi herpes genital baru setiap tahun,” tulis WHO dalam laporan yang dipublikasikan, Senin (16/12/2024).

Infeksi ini seringkali tidak menimbulkan gejala sama sekali Namun, pada beberapa orang, infeksi ini menyebabkan luka dan pembengkakan pada alat kelamin yang menyakitkan dan dapat berulang sepanjang hidup, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan sering kali memerlukan kunjungan perawatan kesehatan berulang kali.

Penulis studi tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Sexually Transmissible Infections, mengatakan pengobatan dan vaksin baru diperlukan untuk mengurangi dampak buruk virus herpes terhadap kesehatan dan mengendalikan penyebarannya.

“Meskipun jumlah infeksinya tinggi sementara kebanyakan orang yang terinfeksi herpes genital hanya mengalami sedikit gejala, herpes genital menyebabkan rasa sakit dan kecemasan bagi jutaan orang di seluruh dunia dan memberikan beban besar pada layanan kesehatan,” kata Dr. Meg Doherty, Direktur Global WHO Program HIV, Hepatitis dan Infeksi Menular Seksual.

Saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes, meski pengobatan dapat meringankan gejalanya Selain bisul, herpes genital terkadang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti herpes neonatal, suatu kondisi langka yang terjadi ketika seorang ibu terinfeksi di akhir kehamilan dan menularkan virus tersebut kepada bayinya saat lahir.

Ada dua jenis virus herpes simpleks (HSV), yaitu HSV-1 dan HSV-2, keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Menurut perkiraan, 520 juta orang pada tahun 2020 mengidap HSV-2 genital, yang ditularkan melalui aktivitas seksual.

Dari perspektif kesehatan masyarakat, HSV-2 genital lebih serius karena lebih mungkin terjadi berulang, sekitar 90% merupakan episode gejala, dan dikaitkan dengan peningkatan infeksi HIV sebanyak tiga kali lipat.

Berbeda dengan HSV-2, HSV-1 terutama menyebar melalui air liur atau kontak mulut ke kulit pada masa kanak-kanak, menyebabkan herpes mulut, luka dingin, atau sariawan, yang merupakan gejala umum. Namun, pada orang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya, HSV-1 dapat menular melalui hubungan seksual sehingga menyebabkan infeksi menular seksual pada masa remaja atau dewasa.

Diperkirakan sekitar 376 juta orang mengalami infeksi HSV-1 pada alat kelamin pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut, sekitar 50 juta juga mengidap HSV-2, karena kedua jenis tersebut dapat terjadi pada waktu yang bersamaan

Meski tidak sepenuhnya efektif menghentikan penyebaran, penggunaan kondom yang benar dan konsisten mengurangi risiko infeksi herpes. Orang dengan gejala aktif sebaiknya menghindari kontak seksual dengan orang lain karena herpes lebih menular bila ada luka.

WHO merekomendasikan agar orang dengan gejala herpes genital dites HIV dan, bila perlu, diberikan profilaksis pra pajanan untuk mencegah HIV.

Saksikan video “Video: Daftar Negara yang Dinyatakan Bebas Malaria oleh WHO” (kna/kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *