Jakarta –
Badan Karantina Indonesia (Barantin) menanggapi pemeriksaan pihak berwenang Thailand terhadap anggur Shine Muscat dari Tiongkok. Dia menegaskan, seluruh produk yang masuk ke Indonesia, baik hewan, ikan, dan tumbuhan, serta buah-buahan harus menjalani pengurusan dan pemeriksaan oleh lembaga karantina.
“Setiap buah anggur yang diimpor ke dalam negeri telah diuji keberadaan residu pestisida, termasuk Klorpirifos, di negara asalnya dan oleh laboratorium berlisensi yang terdaftar di Barantin serta didukung dengan sertifikat hasil pengujian atau sertifikat analisis (COA).” – tulis Barantin dalam keterangan tertulis yang diterima Balai Anak, Rabu (30/10/2024).
Berdasarkan pusat data dan sistem informasi Badan Karantina Indonesia, total impor wine yang diperbolehkan ke Indonesia pada Januari hingga September 2024 sebanyak 78.538 ton dari berbagai negara seperti China, Australia, Peru, Chile, dan India.
Sedangkan khusus anggur Muscat asal China, besaran pemasukannya menurut konfirmasi karantina adalah 681 ton untuk periode Januari-September 2024.
Selain itu, Barantin juga melakukan pengendalian terhadap produk-produk yang masuk ke Indonesia melalui pengambilan sampel dan pengujian keamanan pangan, termasuk residu pestisida, logam berat, mikotoksin, dan kontaminasi biologis. Tujuan dari pemantauan ini adalah untuk menjaga dan memastikan kepatuhan negara pengekspor terhadap persyaratan karantina keamanan pangan.
Sejauh ini, sebanyak 3.561 jenis pangan mentah/nabati juga telah diuji, seperti anggur, apel, nasi, kiwi, kedelai, bawang bombay, jamur, seledri, brokoli, stroberi, almond, jeruk, dan paprika kering, termasuk 772 pengujian anggur dan sayuran. . Parameter obat.
“Hasil pemantauan produk anggur yang diimpor Barantin selama ini menunjukkan hasil di bawah tingkat residu,” jelas Barantin.
Saksikan video “Video: BPOM Respons Deteksi Kandungan Berbahaya pada Anggur Muscat” (kna/kna)