Jakarta –
Read More : Terpopuler: Wisata Ternak di Inggris Tutup Selamanya, 200 Hewan Terlantar Cari Rumah Baru
Orang asing di bar itu bingung ketika tidak ada uang kembalian yang datang dari kasir. Bahkan rekannya menyembunyikan uang itu.
Kejadian naas ini menimpa seorang pemilik bar bernama Vasitthi di Thailand. Diberitakan Tiger, Selasa (15/10/2024), bar yang dikelolanya harus berhadapan dengan warga asing yang mengamuk dan merusak properti bar.
Vasitthi pun memberikan rekaman CCTV kejadian tersebut kepada polisi. Dalam rekaman tersebut, terlihat pria berusia 60 tahun bernama Max sedang berdebat dengan Vasitti, seorang pemilik bar.
Max mendengar tagihannya 870 baht dalam bahasa Thailand dan Inggris, dan dia tidak mendapat kembalian sebesar 130 baht. Wasitti menunjukkan kepada teman asing Max bahwa perubahan ada di tangan temannya. Max mengabaikan penjelasan tersebut dan tiba-tiba mendorong gelas di atas meja ke lantai.
Max tidak berhenti di situ. Dia juga mengambil kipas berwarna merah muda dan melemparkannya ke seorang pekerja yang berdiri di bar. Dia kemudian mengambil kipas lain dan mencoba mengalahkan Vasitti, tapi untungnya dia lolos.
Di Channel 7, Vasitti mengungkapkan bahwa para pekerjanya memberikan uang kembalian kepada Max. Pria aneh lainnya ingin mengerjai Max sehingga dia menyembunyikan uang yang membuat Max marah dan berakhir dengan perilaku kasarnya.
Wasitti melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi Muang Udon Thani dan menyerahkan rekaman CCTV sebagai bukti. Max dan istrinya asal Thailand dipanggil untuk diinterogasi kemarin.
Vasitti telah menjalankan bar tersebut selama lebih dari tujuh tahun dan belum pernah melihat kekerasan seperti itu. Dia ingin Max meminta maaf dan membayar dia dan para pekerjanya.
Namun setelah lebih dari 20 menit berbincang, Max menolak membayar. Max dan istrinya meminta untuk melihat kerusakan sebelum menyetujui pembayaran ganti rugi.
Setelah menilai kerusakan yang terjadi, polisi mengatur pertemuan lebih lanjut untuk kedua belah pihak. Video “Video: UIPM mencoba mendapatkan izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” (Sim/Sim)