Jakarta –
Masa haji tahun 2023 memiliki sejarah kelam. Saat itu banyak orang yang terjebak tanpa penjelasan di tengah panasnya Muzdalifah.
Banyak jamaah haji Indonesia yang kesehariannya diuji saat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci tahun 2023. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam di Muzdalifah dengan tenda penuh.
Komisi Nasional Jamaah Haji meminta agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan baik agar masyarakat dapat menikmatinya.
Oleh karena itu, terkait dengan bencana yang terjadi pada tahun 2023, pemerintah harus tegas dan tidak mempercayai perusahaan penyedia transportasi dengan alasan apapun, agar tragedi ini tidak terulang kembali atau di tempat lain, yang merupakan isu penting. Karena tidak hanya alat transportasi udara saja ibadahnya tidak menyenangkan tapi menimbulkan gangguan kesehatan bahkan kematian,” kata Ketua Komisi Nasional Haji Mustolih Siradj. Berikut rincian kejadian di Muzdalifah saat Ibadah Haji 2023: Ribuan jemaah terjebak sejak dini hari.
Diberitakan Kantor Berita Iqna, mengutip dari situs DetikNews, hari ini Senin (6/5/2024), usai Wukuf di Arafah, pada 28 Juni 2023, sebagian jemaah Muzdalifa terjebak dari dini hari hingga siang hari waktu Saudi. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran banyak orang karena kekurangan air dan makanan.
Mengomentari CNN Indonesia, jamaah haji bernama Edi Purnomo menyebutkan ada ribuan jamaah yang terjebak saat itu.
Tim kesehatannya baru satu, jamaahnya ribuan, saya masih di Muzdalifah, belum dibawa ke Mina, masih menunggu bus, kata Edi saat suhu mencapai 42 Celcius.
Banyak orang yang terlalu lama berduka hingga seolah-olah terbakar terik matahari. Saat itu, suhu di Muzdalifah mencapai 41 derajat Celcius.
“Suhunya 41 derajat, jadi panas sekali. Masyarakat yang belum dijemput duduk-duduk di pinggir jalan mencari bus untuk menuju Mina,” ujarnya dalam botol bekas.
Berada di iklim yang sangat panas membuat jemaah membutuhkan air agar tetap terhidrasi. Namun, pada saat itu makanan dan minuman tidak terlalu banyak. Hal ini menyebabkan beberapa jemaah meminta air minum dari botol bekas.
Kondisinya memprihatinkan, mereka butuh air dan makanan. Bahkan saya dengar mereka minum dari botol orang lain, kata anggota delegasi haji DPR Abdul Wachid kepada wartawan di Makkah, Rabu (28/6/2023). .
Anggota delegasi jemaah DPR, Syarief Abdullah, juga meminta panitia menyediakan makanan dan minuman jika memakan waktu lama.
“Informasi yang masuk ke saya, banyak masyarakat yang kesusahan. Ini kabar duka dari Indonesia. Saya harap ini bisa diselesaikan,” ujarnya.
Alasan masyarakat terjebak berjam-jam di Muzdalifah adalah masalah transportasi. Mobil Taraddudi yang hendak menuju Mina untuk mengangkut jamaah haji dikabarkan terjebak kemacetan.
“Jalan Taraddudi sejak pagi ramai dengan bus pengangkut jamaah. Selain itu, banyak juga jamaah yang memilih berjalan kaki. Situasi ini membuat pergerakan bus pengangkut jamaah di Muzdalifah terhambat,” kata Direktur Komisi Haji dan Umrah , Hilman Latief. , di Muzdalifah saat itu.
Selain itu, menurut Hilman, Kepala Badan Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), permasalahan lainnya adalah jumlah jamaah haji di Indonesia yang lebih banyak. Saat itu, jumlah jemaah di Indonesia melebihi 209 orang, sehingga transportasi laki-laki membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan negara lain untuk terus mempengaruhi Mina.
Begitu pula dengan dampak tertundanya Muzdalifah, ketika masyarakat tetap menjalankan ibadah dengan bermalam di Mina. Salah satunya soal distribusi pangan.
Jemaah Indonesia JKG Rombongan 43 di Mina dilaporkan belum mendapat makanan sejak Selasa (27/6/2023). Jumlah jamaah haji pada rombongan ini berjumlah 388 orang.
“JKG Grup 43. Totalnya 388 orang. Jumlah lansia -+40% hari ini 10 Zulhijjah dari pagi hingga siang dan sore tidak bisa makan,” kata Ketua Kelompok 7 JKG Grup 43, Wisnu Khumaidi, dan kelompoknya. Laporan tersebut diterima detikcom pada 29 Juni 2023.
Wisnu mengatakan jamaah kini lapar dan lelah di Maktab 48 di Mina. Masyarakat terjebak di Muzdalifah.
Posisi masyarakat lapar, sepulang dari keluar, panas di Muzdalifah, dan capek setelah kembali dari Aqobah untuk cast, kata Kementerian Agama kepada aparat.
Direktur Jenderal Kementerian Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief mengkritik Mashariq atas permasalahan di Muzdalifah dan Mina. Mushariq dianggap menunda persiapan pelayanan, akibatnya masyarakat terjebak dan tidak bisa mendapatkan makanan.
“Kami melayangkan protes keras kepada Mashariq atas permasalahan yang terjadi di Muzdalifah. Kami juga meminta agar tidak ada masalah dalam penyediaan lapangan kerja di Mina,” kata Hilman di situs Kemenag.go.id.
Mashariq atau Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company merupakan perusahaan investasi untuk kegiatan haji dan umrah yang berkantor pusat di Makkah.
Protes dilontarkan Mashariq karena disponsor oleh dinas Arafah – Muzdalifah – Mina (Armina). Proses ini dilaksanakan oleh semua negara bekerja sama dengan otoritas Mashariq.
Makanya di Armina Mashariq memberikan pelayanan penuh. Makanya kami minta seluruh hak jamaah haji Indonesia dibayar dengan baik, katanya.
“Mashariq tentu tahu bahwa Indonesia adalah masjid terbesar untuk haji. Harus ada sistem yang mendalam secepatnya,” ujarnya.
Saksikan video “Cek Persyaratan Visa di Pameran Wisata Kokas Arab Saudi” (wkn/fem)