Jakarta –
Johnson & Johnson (J&J) menuntut $15 juta atau setara Rp 233 miliar untuk pria bernama Ivan Plotkin di Connecticut, AS. Pria tersebut mengaku mengidap penyakit mesothelioma langka akibat penggunaan bedak talk yang diproduksi perusahaan selama puluhan tahun.
Plotkin bergabung dengan Johnson & Johnson pada tahun 2021 setelah didiagnosis menderita kanker. Ia mengaku merasa mual akibat menghirup bedak bayi (J&J).
Juri di Pengadilan Tinggi Fairfield County, Connecticut, juga memutuskan bahwa perusahaan harus membayar ganti rugi tambahan, yang akan ditentukan kemudian oleh hakim yang mengawasi kasus tersebut.
“Evan Plotkin dan tim persidangannya senang sekali lagi melihat juri memutuskan Johnson & Johnson bertanggung jawab atas pemasaran dan penjualan produk bubuk,” kata pengacara Plotkin Ben Briley melalui email. .
Di sisi lain, Eric Haas, wakil presiden litigasi global J&J, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan akan mengajukan banding atas keputusan hakim pengadilan yang melarang juri mendengarkan fakta-fakta penting tentang kasus tersebut.
“Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa keputusan ini tidak konsisten dengan penilaian ilmiah independen selama puluhan tahun yang menegaskan bahwa talk aman, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker,” kata Haas.
Perintah pengadilan tersebut dikeluarkan ketika J&J berupaya menyelesaikan klaim dari lebih dari 62.000 orang yang mengatakan bahwa mereka menderita kanker ovarium dan penyakit ginekologi lainnya akibat bedak talk melalui penyelesaian kebangkrutan senilai hampir $9 miliar.
Penyelesaian kebangkrutan, yang menghadapi tantangan hukum dari beberapa pengacara penggugat, mempertimbangkan tuntutan hukum kanker ginekologi, namun tidak mempengaruhi sejumlah kecil klaim kanker mesothelioma seperti yang dialami Plotkin. Perusahaan telah mengatasi beberapa keluhan ini namun belum mengeluarkan penyelesaian secara nasional.
Penggugat dalam setiap kasus menuduh bahwa produk bedak talk J&J, seperti bedak bayi yang dulu populer, terkontaminasi asbes, suatu karsinogen yang diketahui menyebabkan jaringan mesothelioma dan kanker lainnya. J&J menarik produk bedak talk dari pasar AS pada tahun 2020. Tonton video “Studi WHO terbaru tentang karsinogenisitas bedak talk” (suc/kna)