Jakarta –
Kebijakan pemanfaatan ruang laut pada masa pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakbuming Raka diyakini dapat berkontribusi terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
Doni Ismanto Darwin, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, mengatakan tidak hanya sumber daya alam ikan di laut saja yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan infrastruktur digital dan menciptakan infrastruktur energi baru terbarukan. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian penting dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Salah satu cara kita memanfaatkan ruang laut adalah dengan memasang sistem komunikasi kabel bawah laut (SCC). Dan yang perlu diperhatikan, SCC menguasai 99 persen lalu lintas Internet internasional. Jadi, apakah kita bisa memisahkan atau menata laut kita. Ruang Digital untuk infrastruktur optimal dan efisien, “Misalnya kabel laut, tentu akan berkontribusi pada sektor ekonomi digital karena kita sudah mendukung infrastruktur dasar,” kata Doni seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Selasa, di Indotelco Forum di Jakarta (09/03/ 2024).
Dhoni mengungkapkan, mulai tahun 2021 pemasangan kabel dan pipa bawah laut telah diatur pemerintah melalui Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2021. Di ruang laut. Misalnya untuk perikanan, transportasi, penelitian dan wisata bahari.
Lebih lanjut Dhoni menjelaskan, ruang laut juga dapat dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur energi baru terbarukan. Saat ini, pemerintah sedang gencar mengembangkan infrastruktur energi baru dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga keberlanjutan.
“Dan dalam hal elektrifikasi, kini banyak masyarakat yang memanfaatkan wilayah laut sebagai saluran listriknya. Lalu apa peran KKP? Kini dengan peraturan yang disahkan pada tahun 2021, ruang laut tersebut sudah bisa dimanfaatkan. Jadwalnya sudah ditetapkan sehingga lebih optimal dan harmonis,” jelas Dhoni.
Dhoni menambahkan, mengingat letak geografis Indonesia yang strategis, optimalisasi pemanfaatan ruang maritim untuk kegiatan digitalisasi saat ini terbuka lebar. Seperti diketahui, perairan Indonesia menjadi jalur alternatif kabel laut Amerika menuju Singapura melalui perairan Sulawesi. Adanya permasalahan geopolitik di Laut Cina Selatan menjadikan perairan Indonesia menjadi pilihan operator untuk penempatan SKKL.
Sementara itu, Sri Safitri, Sekretaris Jenderal Kemitraan Penelitian dan Kerja Sama Kecerdasan Buatan (Korika), mengakui sektor kelautan dan perikanan Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8%. Sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai potensi ekonomi kelautan dan perikanan yang besar.
Namun digitalisasi diperlukan untuk mengoptimalkan potensi tersebut. Shri menilai teknologi dapat digunakan untuk memantau dan menyalurkan bantuan pemerintah kepada masyarakat nelayan dengan baik untuk meningkatkan produktivitas nelayan.
“Tentu saja laut Indonesia sangat cerdas karena sangat kaya. Benar-benar belum dieksplorasi secara maksimal. Saya pikir banyak yang bisa dilakukan untuk mendigitalkan sisi penangkapan ikan. Digitalisasi dapat membantu nelayan meningkatkan hasil tangkapan mereka. Di sisi PKC, melalui teknologi AI, ada Banyak yang bisa dilakukan untuk industri perikanan. Kita bisa melihat daerah mana saja yang potensial,” jelasnya.
Sementara itu, Dirgayusa Setiawan, penulis Strategi Strategis Transformasi Bangsa karya Prabowo Subianto, menjelaskan strategi ke depan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan didorong melalui program pemerintah, BUMN, dan peran swasta mulai dari skala besar hingga UMKM. Program digitalisasi juga menjadi bagian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Program apa saja yang dilaksanakan? Misalnya AI data center. Ini peluang yang sangat besar bagi kita. Penangkapan dan penyimpanan karbon, lalu pemulihan hulu migas, lalu program hilir dan sebagainya. Pembangkit EBT, transmisi listrik dan Kedua, Yuza selesai.
Saksikan juga videonya: Disparbud Jabar: Pemaparan Harmoni Budaya dan Ekonomi Kreatif di WJF 2024.
(acd/ego)