Jakarta –

Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov telah secara resmi didakwa oleh jaksa Perancis sebagai bagian dari penyelidikan kriminal. Durov dibebaskan dari tahanan tetapi dilarang meninggalkan Prancis.

Dalam pernyataan resminya, pihak berwenang Prancis mengatakan Durov didakwa dengan semua kejahatan pengungkapan baru, termasuk mengganggu pengelolaan platform online yang mengizinkan transaksi ilegal dalam kelompok terorganisir.

Pelanggaran lainnya termasuk menolak untuk berkomunikasi dan memberikan informasi atau dokumen yang diperlukan untuk penyadapan yang diizinkan oleh hukum atas permintaan pihak yang berwenang, serta mengizinkan distribusi pornografi anak, perdagangan narkoba, dan penipuan.

Durov ditahan polisi Prancis sejak Sabtu (24/8) dan menghadapi pertanyaan dari penyidik ​​selama beberapa hari terakhir. Dia ditangkap saat keluar dari pesawat pribadi yang mendarat di bandara Le Bourget di luar Paris.

Pria berusia 39 tahun itu dibebaskan dari tahanan setelah memberikan uang jaminan sebesar 5 juta euro atau sekitar Rp 86 miliar. Dia harus tetap berada di Prancis di bawah pengawasan pengadilan dan mengunjungi polisi dua kali seminggu selama penyelidikan, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun, seperti dilansir Engadget, China (29/8/2024).

Artinya, Durov, yang memiliki banyak kewarganegaraan dan sering bekerja dari negara lain, akan tetap berada di Prancis dalam waktu dekat hingga dakwaan terhadapnya dibatalkan.

Telegram tidak menanggapi tuduhan terhadap Durov. Pertama, platform perpesanan mengatakan bahwa Durov tidak menyembunyikan apa pun dan pernyataan bahwa platform tersebut harus bertanggung jawab atas penyalahgunaan pengguna tidak masuk akal. Tonton video “5 poin untuk membela Telegraf tentang penangkapan Pavel Durov” (vmp/afr)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *