Cianjur –
Ada banyak balap 17 yang unik. Salah satunya lomba panjat pinang berhadiah ‘janda’ di Cianjur yang membuat heboh warga.
Peringatan HUT RI ke-79 di Kampung Lembur Tengah, Desa Solokpandan, Kecamatan Cianjur, Cianjur dimeriahkan dengan perlombaan unik.
Sebuah lomba panjat pinang diadakan di desa tersebut dengan hadiah ‘janda’. Singularitas yang sarat makna filosofis ini pun viral di media sosial.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, terlihat beberapa pria memanjat tiang secara miring. Di ujung pilar duduk seseorang yang berpenampilan seperti perempuan, mengenakan kerudung dan gaun merah, serta memegang payung.
Wanita itu pun menjadi ‘hadiah’ bagi pemenang tiang panjat. Selain itu, masih terdapat berbagai hadiah lainnya bagi peserta kompetisi yang berhasil mencapai ujung pole.
Ketua RW 16 Kampung Lembur Tengah, Amir Saepudin mengatakan, lomba memperingati Hari Kemerdekaan RI pada Sabtu (17/8) akhir pekan lalu sengaja dibuat unik.
Namun, ia menjelaskan, orang yang duduk di ujung tiang panjat itu bukanlah perempuan sungguhan, melainkan laki-laki yang berpakaian dan berpenampilan seperti perempuan.
“Kalau pertandingan biasa, biasa saja. Makanya disepakati unik. Tapi bukan soal perempuan, tapi laki-laki berpenampilan perempuan,” ujarnya, Senin (19/8). / 2024).
Dijelaskannya, kompetisi tersebut bukan bertujuan untuk merendahkan harga diri perempuan, namun memiliki arti yang besar dalam terus berjuang untuk hidup di dunia.
“Jadi ini gambaran dunia. Tentu saja akhirat harus dikejar, tapi urusan dunia juga tidak boleh diabaikan dan dikejar harta, tahta dan wanita yang menjadi gambaran urusan dunia balapan. Jika Anda “Anda tidak bisa melakukannya sendiri, maka Anda bisa mengejarnya bersama-sama,” katanya.
Menurutnya, peserta yang berhasil mencapai puncak terlebih dahulu akan mendapatkan hadiah uang tunai. Selain itu, masih ada berbagai hadiah lainnya yang disiapkan panitia.
Amir menambahkan, lomba panjat pinang tidak hanya berhadiah ‘janda’ saja, namun ada pula lomba-lomba bermakna lainnya. Salah satunya adalah lomba menangkap tikus. Ia menjelaskan, kompetisi ini memiliki pesan kepada para pemimpin untuk menghilangkan ‘tikus kantor’ atau orang-orang koruptor yang menyebabkan kesengsaraan di masyarakat.
“Ini pesan kepada pemerintah pusat untuk menjaga semua koruptor seperti kita menangkap tikus yang sering menjadi wabah. Kita berharap pesan tersebut sampai kepada kita dalam kompetisi ini dan kita bisa memberantas para koruptor,” ujarnya.
——
Artikel ini muncul di detikJabar. Tonton video ‘Atmosphere 17 di beberapa level’ (wsw/wsw)