Jakarta –

Read More : Reuni One Direction di Pemakaman Liam Payne, Netizen Berduka

Kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan mengancam pekerjaan manusia, seperti kasir dan supir. Menurut ekonom senior Wall Street, hal ini bisa menimbulkan keresahan masyarakat.

Armen Panossian, salah satu CEO Oaktree Capital Management, percaya bahwa kecerdasan buatan adalah masalah terbesar karena, meskipun jelas akan membawa manfaat ekonomi yang besar, namun juga memiliki konsekuensi sosial.

“Jutaan orang bisa kehilangan pekerjaan. Lalu siapa yang akan melatih kembali orang-orang ini? Jika kita tidak menemukan solusi, akan terjadi kerusuhan sosial,” kata Panossian, e seperti dilansir detikINET, NY Post.

Mereka yang bergantung pada gaji mendapati diri mereka tidak siap dan tidak siap menghadapi bisnis baru, katanya. Komentarnya mencerminkan prediksi buruk dari penelitian yang mengukur dampak AI terhadap pasar kerja di masa depan.

Tahun lalu, Goldman Sachs memperingatkan bahwa munculnya AI generatif dapat mengganggu 300 juta pekerjaan di seluruh dunia. Laporan McKinsey pada tahun 2017 memperkirakan bahwa hingga 800 juta pekerjaan di seluruh dunia akan hilang pada tahun 2030, sehingga menyebabkan 400 juta hingga 800 juta orang harus berganti pekerjaan dan memperoleh keterampilan baru.

“Masalahnya adalah jika kita tidak mengolah kembali beberapa dari orang-orang ini atau mempersiapkan mereka untuk pekerjaan pasca-AI, kita akan menghadapi masalah yaitu semakin lebarnya kesenjangan antara si kaya dan si miskin, si kaya dan si miskin,” kata Panossian. dikatakan.

Ia juga berpesan kepada investor yang saat ini terpapar saham AI, nilainya bisa saja meningkat atau pasar penuh spekulasi. Dia membandingkannya dengan gelembung dot-com pada akhir tahun 1990an dan awal tahun 2000an. Tonton video “Rise 2024 Google siap bekali 9 ribu mahasiswa baru dengan keterampilan profesional” (fyk/fyk)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *