Jakarta –
Read More : Resmi! Harga Tiket Pesawat Turun 10%, Berlaku di Semua Bandara RI
Pelaku UMKM semakin mampu menjawab kebutuhan konsumen yang dinamis. Oleh karena itu, digitalisasi, literasi, dan pemahaman jaminan sosial menjadi faktor kunci keberlanjutan bisnis. Salah satu upaya mendorong digitalisasi, literasi, dan jaminan sosial bagi UMKM adalah PT HM Sampoerna Tbk.
Dalam program keberlanjutan “Saporna untuk Indonesia”, perusahaan berusia 111 tahun ini berkomitmen memajukan UMKM melalui Samporna Retail Community (SRC) dan Samporna Entrepreneurship Training Center (SETC).
SETC merupakan program pelatihan kewirausahaan komprehensif sejak tahun 2007, dan SRC sejak tahun 2008 merupakan program pendampingan bagi pengusaha toko ritel agar mampu bersaing dan memanfaatkan digitalisasi.
Untuk bisa berkembang, pelaku UMKM harus memiliki kemampuan manajemen yang baik, beradaptasi dengan perkembangan teknologi, inovatif dan memiliki kemampuan networking, kata Septo Sopriatno, Direktur Pengembangan Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Kementerian Perdagangan terus berupaya membantu usaha kecil dan menengah melalui berbagai promosi dan bantuan. Kampanye ini bertujuan untuk menjangkau pasar yang lebih luas termasuk mengekspor produk UMKM. Sedangkan pembinaan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pelaku UMKM.
“Pemerintah memiliki kampanye nasional di Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM. Selain itu, pada bulan Oktober 2024 akan diadakan trade fair di Indonesia yang merupakan peluang bagi UMKM untuk memasuki pasar global,” jelasnya. “Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia” di Jakarta pada Senin (22/7/2024)
Bertepatan dengan acara publik UMKM Indonesia yang mengusung semangat kolaborasi dan kerja sama antar pemangku kepentingan, Septo mengatakan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri sehingga perlu kerja sama semua pihak terkait, termasuk Sampoerna yang mendirikan SRC. Kementerian Perdagangan mempunyai program agar toko UMKM bisa bersaing dengan ritel modern dan produk UMKM bisa masuk ke ritel modern.
“Kementerian Perdagangan memiliki program 1.000 toko yang erat kaitannya dengan SRC yang bertujuan membantu toko ritel. Pemerintah tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk membantu pelaku usaha, namun bisa dilakukan dengan kerja sama,” ujarnya. Jakarta.
Kementerian Perdagangan, lanjut Septo, juga memiliki program pengembangan akses pasar digital yang bertujuan membantu UMKM melakukan registrasi transaksi sehingga memudahkan mereka saat membutuhkan pendanaan. Kementerian Perdagangan memfasilitasi akses dana bagi UMKM.
Sementara itu, Direktur PT SRC Indonesia Sembilan Romulus Sutanto mengatakan Samporna berkomitmen membantu bisnis toko ritel melalui SRC sebagaimana Samporna bermula dari toko ritel 111 tahun lalu.
Riset Kompas Gramedia melaporkan total omset SRC sebesar Rp 236 triliun per tahun atau setara 11,36% dari total produk domestik bruto (PDB) ritel nasional pada tahun 2022.
Anggota SRC akan mendapatkan program pemberdayaan komprehensif termasuk digital untuk berpartisipasi dalam pengelolaan toko dan keuangan serta penjualan produk UMKM lokal.
“Kami mendukung 250.000 toko SRC dengan lebih dari 6.300 mitra dan lebih dari 8.000 komunitas SRC. Dengan digitalisasi, SRC menghubungkan mitra, toko, dan konsumen,” ujarnya.
Romulus mengatakan, 90% dari total toko SRC di Tanah Air kini terhubung dengan AYO melalui ekosistem digital SRC. Sejak pandemi, sebagian besar transaksi SRC dilakukan secara non-tunai, termasuk menggunakan QRIS.
Sebagai informasi, ekosistem digital AYO by SRC mencakup tiga aplikasi My AYO by SRC yang menghubungkan pelanggan dengan toko SRC. AYO Mitra dari SRC dan AYO Toko dari SRC semakin menghubungkan mitra grosir dengan toko SRC, membantu pemilik toko SRC mengelola bisnis mereka seperti memesan barang dari mitra SRC dan mengelola gudang. (fdl/fdl)