Jakarta –
Masuknya wisatawan ke Jepang membuat layanan imigrasi bandara agak sulit. Sistem baru telah dibuat untuk memudahkan masuknya wisatawan.
Dalam laporan Jepang hari ini (23/7/2024), pemerintah Jepang telah menerapkan sistem perizinan baru mulai Januari 2025. Pengunjung dapat menyelesaikan sebagian besar pemeriksaan imigrasi sebelum kedatangan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan untuk prosedur masuk.
Langkah tersebut dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah wisatawan. Berdasarkan data, sekitar 17,8 juta orang berkunjung pada semester pertama tahun ini. Bulan Juni juga menandai bulan keempat berturut-turut di mana kunjungan bulanan melebihi 3 juta, dengan belanja wisatawan asing mencapai rekor US$13,4 miliar pada kuartal April-Juni.
Uji coba sistem ini akan berdampak pada wisatawan Taiwan.
Melemahnya yen menjadi salah satu faktor pendorong wisatawan datang ke Jepang, sehingga mendongkrak perekonomian Jepang yang terbilang lemah. Awal bulan ini, mata uang tersebut mencapai titik terendah dalam 38 tahun terhadap dolar karena ketegangan suku bunga antara Jepang dan Amerika terus membebani mata uang tersebut.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan bahwa pengeluaran pengunjung asing akan mencapai 8 triliun yen pada tahun 2024.
Meskipun melemahnya yen menarik wisatawan dan pembeli ke Jepang, hal ini memicu siklus inflasi terkuat dalam beberapa dekade, sebuah faktor yang menurunkan pengeluaran masyarakat setempat.
Ada juga reaksi negatif dari beberapa penduduk setempat, yang khawatir dengan meningkatnya jumlah pengunjung.
Misalnya Kyoto dan Fujikawaguchiko. Dewan lokal Kyoto melarang pengunjung memasuki jalan-jalan sempit di distrik Gion, sementara pemerintah daerah Fujikawaguchiko di Prefektur Yamanashi memasang penghalang untuk menghentikan wisatawan mengambil foto di toko-toko yang menghadap Gunung Fuji. Tonton video “Keluhan Jepang Atas Lemahnya Yen” (bnl/fem)