Jakarta –
Saraf terjepit merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gangguan seperti nyeri dan kelemahan otot pada saraf terjepit.
Spesialis Ortopedi RS Siloam, Dr. Dohar AL Tobing, SPOT (K) menjelaskan, terdapat perbedaan antara nyeri akibat saraf terjepit dengan nyeri akibat nyeri otot. Apa yang membuat keduanya berbeda?
Dr Dohr menjelaskan, nyeri akibat peradangan otot umumnya mudah dilokalisasi. Misalnya nyeri dirasakan pada otot paha, maka daerah nyerinya hanya pada otot paha saja.
“Jadi nyerinya hanya terasa di sana saja. Kalau ditekan pada otot yang cedera biasanya terasa nyeri,” kata dr.
Bagaimana dengan nyeri akibat saraf terjepit? Dokter Dohar menjelaskan, nyeri akibat saraf terjepit biasanya dirasakan pada ekstremitas tempat lewatnya saraf terjepit.
Selain nyeri, saraf terjepit biasanya menyebabkan rasa kesemutan atau mati rasa di area yang dilalui saraf tersebut. Kondisi ini pada akhirnya membuat nyeri akibat saraf terjepit tidak dapat dilokalisasi secara spesifik.
“Kalau saraf terjepit, biasanya nyerinya menjalar dari atas hingga ke kaki. Tapi masalahnya saat ditekan tidak terasa apa-apa, tidak seperti nyeri otot,” jelas dr Dohr.
Selain menjalar, saraf terjepit juga menyebabkan rasa kesemutan atau mati rasa pada kaki, ujarnya.
Dokter Dohar menjelaskan, saraf terjepit merupakan kondisi yang terjadi ketika saluran saraf yang menuju suatu bagian tubuh mengalami tekanan. Kondisi ini mengganggu impuls pergerakan pada anggota tubuh dan mengurangi aliran darah ke saraf.
Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan nyeri, mati rasa, kesemutan, dan kelemahan otot pada anggota tubuh yang sarafnya terpengaruh. Pengujian tambahan diperlukan untuk memastikan apakah nyeri tersebut disebabkan oleh saraf terjepit atau peradangan otot.
Dokter biasanya mengobati masalah saraf terjepit dengan obat-obatan, namun kasus yang parah memerlukan pembedahan. Tonton video “Ahli Ortopedi Bicara Tentang Bahaya Lato-lato” (avk/kna).