Jakarta –
Di sepanjang Jalan Puncak, Kabupaten Bogor, kini sudah tidak ada lagi lapak pedagang kaki lima (PKL). Pasalnya para pedagang tersebut dipindahkan ke Rest Area Gunung Mas, Cisarua yang dikelola BUMD setempat.
Pantauan detikcom di kawasan itu, Jumat pekan lalu, di sepanjang Jalan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, tampak tak ada lagi pedagang kaki lima yang membuka lapaknya. Sebagian besar kios permanen tersebut kini telah dibongkar.
Kondisi ini membuat jalan raya tampak lebih besar, terutama pada bahu jalan yang menghadap langsung ke sisi tebing. Namun, banyak pengemudi yang menggunakan sudut lebar ini untuk berhenti dan mengambil gambar.
Di pinggir jalan, Anda juga bisa melihat beberapa pedagang kopi dan makanan ringan membuka kios-kios kecil di kawasan tersebut sambil menawarkan dagangannya kepada pengemudi yang lewat.
Jika berjalan lebih jauh, Anda bisa melihat beberapa kios yang tidak sepenuhnya rata dengan tanah. Banyak sampah, papan kayu, terpal dan sampah berserakan di sekitar bangunan aslinya.
Namun di kawasan tersebut, pemerintah setempat tampaknya memasang pembatas seng dan kawat berduri untuk mencegah masuknya kendaraan atau warga. Ada pula beberapa rambu dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor yang melarang adanya pembangunan di kawasan tersebut.
“Dilarang keras!!! Mendirikan dan menjual di kawasan Agrowisata H G U PTPN I Wilayah 2 Gunung Mas. Pasal 551 UU Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 dilarang,” bunyi pemberitahuan itu.
Menuju ke arah Resort Gunung Mas, saat memasuki kawasan terdapat pos penjagaan dengan tanda gerbang masuk yang belum digunakan. Setelah itu, para pengunjung langsung disambut dengan banyaknya bangunan mirip gubuk yang menjadi lapak-lapak baru bagi para pedagang kaki lima.
Di kawasan ini juga terdapat masjid dan beberapa toilet umum. Kemudian di belakang resort terdapat pusat informasi dan gedung restoran.
Saat Anda berjalan-jalan di sekitar resor, Anda bisa melihat banyak kios yang belum buka dan pintu putarnya tertutup rapat. Di depan bangunan yang belum dibuka ini tidak terlihat bendera, gerobak/papan, atau tempat duduk yang menandakan bahwa lokasi tersebut belum pernah ditempati.
Kios-kios tertutup ini biasanya ditemukan di dalam resor. Sementara itu, banyak restoran di dekat tempat parkir yang terlihat buka atau memasang bendera di depannya meski pintunya masih tertutup rapat.
“Separuh (kios) sudah penuh (sudah ditempati PKL), sisanya masih kosong. Ada juga yang belum buka karena sedang bersih-bersih setelah dipecat,” kata salah satu pedagang di daerah.
Meski restoran tidak semuanya buka, resor ini ramai dikunjungi pengunjung hingga sore ini. Terutama keluarga yang membawa anak kecil.
FYI, sebelumnya aparat gabungan telah menindak lapak-lapak PKL di sepanjang Jalan Puncak mulai Senin (24/6) kemarin. Kemudian pembongkaran dilanjutkan hingga beberapa hari setelahnya oleh aparat gabungan.
Proses pembongkaran juga diwarnai penolakan dari warga dan pedagang. Situasi ini membuat proses pembongkaran menjadi kacau, meski kini tampaknya proses pembongkaran telah selesai. (fdl/fdl)