Jakarta –
Penjualan mobil akan lesu selama Januari-Mei 2024. Apakah ada cara untuk menggairahkan pasar kembali?
Rijanto, peneliti senior Lembaga Penelitian Masyarakat dan Ekonomi UI, mengatakan strategi pemasaran berupa pemotongan harga diperlukan untuk meningkatkan penjualan. Di sisi lain, memang terjadi penurunan daya beli karena kesenjangan antara pendapatan per kapita dan harga mobil semakin melebar.
“Bagaimana dengan daya beli yang terbatas, tapi maksimalkan pemasarannya, dari segi pameran, usulan jangka pendek saya diskon, 5 persen kalau harganya Rp 400 juta, lumayan (penurunan harga),” kata Rijanto saat berdiskusi. tentang solusi mengatasi stagnasi pasar mobil yang digelar pada Forum Jurnalis Industri (Forvin) di Jakarta, Rabu (7 Oktober 2024).
Perlu diketahui, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan hanya mencapai 408.012 atau minus 19,4 persen sepanjang Januari-Juni 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal penjualannya bisa mencapai setengah juta unit atau tepatnya 506.427 unit pada semester I 2023.
Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab turunnya penjualan mobil di pasar dalam negeri, mulai dari kenaikan suku bunga, meningkatnya kredit bermasalah atau NPL (NPL), pengetatan pembiayaan kredit oleh lembaga keuangan, hingga berkurangnya jam kerja akibat birokrasi. liburan. seperti periode Idul Fitri.
Insentif pajak Perputaran Barang Mewah (PPnBM) di masa pandemi Covid-19 bisa menjadi angin segar bagi perusahaan mobil terkemuka. Variasi penggunaan insentif PPnBM dalam kurun waktu tertentu membuat para pelaku bisnis mobil antusias dalam tahap produksi dan penjualan.
“Kita bicara, dalam kondisi seperti ini banyak teman-teman kita (anggota Gaikind) yang menahan diri, karena kalau naik bukannya naik malah turun,” kata Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gaikind, dalam kesempatan itu.
“Mereka mau dapat pajak daerah yang besar, yang satu kena 40 persen (besarnya pajak total harga mobil), tapi 40 persen tanpa penjualan, itu nol pak.” Itulah yang kami katakan dan banyak lagi,” tambahnya.
“Mumpung kita berharap seperti PPnBM DTP, kalau dikurangi penjualannya naik atau tidak? Terbukti dalam beberapa bulan tahun 2021 naik dari 500 ribu menjadi 800 ribu, sebaiknya kita pertahankan,” jelasnya lagi.
Berdasarkan kajian LPEM UI, penyebab tren negatif penjualan mobil di Indonesia dipengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat. Untuk itu diperlukan paket kebijakan fiskal lain dari pemerintah, misalnya PPnBM DTP seperti pada era pandemi sebelumnya.
Sebagai solusi jangka pendek, Rijanto menyarankan agar pemerintah memberikan stimulus fiskal agar masyarakat kelas menengah atas yang saat ini hampir masuk dalam kategori mampu bisa membeli mobil baru. Pada saat yang sama perlu dirancang program “mobil murah” atau pembaharuan program KBH2 (LCGC).
Menghapus sumber penerimaan pemerintah dari PPnBM tentu akan menurunkan penerimaan. Namun hal ini mungkin dapat diimbangi dengan peningkatan permintaan dan peningkatan produksi dari industri manufaktur.
“Di satu sisi PPnBM bisa turun, tapi di sisi lain PPN akan naik termasuk PDB, produksi mobil akan meningkat, produksi industri suku cadang meningkat, kita akan menaikkan pajak penghasilan badan atau pajak penghasilan orang pribadi. ,” ujarnya. Adalah Rijanto.
Dari situ efeknya adalah terciptanya lapangan kerja, peningkatan investasi kita, multiplier effect,” imbuhnya.
Kementerian Perindustrian mencatat sepanjang tahun 2023, penjualan kendaraan roda dua di pasar dalam negeri mencapai 6,2 juta unit, dan ekspor mencapai 570.000 unit. Sedangkan ekspor mobil sebanyak 506.000 unit untuk tipe CBU dan 65.000 unit untuk CKD.
“Meski penjualan dalam negeri stagnan, namun produksi terus tumbuh untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor. Artinya, industri otomotif kita masih memiliki daya saing,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkut dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika.
Tren pertumbuhan tersebut tercermin pada ekspor kendaraan bermotor pada tahun 2016 sebesar 194 ribu unit, dan pada tahun 2023 mencapai 506 ribu unit. Saksikan video “Kompetisi Jual Mobil Indonesia Vs Thailand, Siapa Pemenangnya?”(riar/suvo)