Jakarta –
Read More : COVID-19 Merebak Lagi di Singapura hingga Thailand, Malaysia Waspada
Penggunaan bantal nasi untuk bayi baru lahir masih dianggap sebagai cara yang efektif untuk mencegah atau mengobati sakit kepala. Apakah itu penting?
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr Ade Jubaedah, SSIT, MM, MKM menegaskan bahwa hal tersebut hanyalah mitos. Menurut Cade, adanya sikap seperti itu menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan anak masih perlu dilaksanakan.
Kerja sama multidisiplin perlu dilaksanakan agar masyarakat dapat lebih memahami situasi yang dihadapi anak. Salah satu jenis pendidikan dapat diberikan oleh bidan, petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat.
“Sebenarnya itu hanya mitos di masyarakat. Kalau orang takut, misalnya kepala kelihatan, begitulah,” kata Cade saat berbincang dengan detikcom di Jakarta Utara, Senin (24/6/2024).
“Tenaga medis kita juga menjadi mentor dan staf itu juga sebagai pemimpin untuk memberikan edukasi yang tidak ada manfaatnya, justru lebih sulit dari pada manfaatnya,” lanjutnya.
Cade menjelaskan, ada beberapa kondisi yang melatarbelakangi bentuk kepala bayi yang “datar”. Misalnya saja disebabkan oleh penggunaan alat vakum pada saat melahirkan. Menurutnya, situasi tersebut merupakan hal yang lumrah.
Ia meminta para orang tua tidak perlu khawatir jika merasa anaknya memiliki posisi kepala yang “tidak normal”. Seringkali, bentuk kepala akan kembali ke bentuk aslinya.
“Prosesnya melibatkan peralatan, kemudian waktu lahir, lamanya lahir juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan kepala (succedaneum) atau keberadaan cephalon,” kata Ade.
Sebenarnya sudah ada obat cara mengobatinya agar tidak terjadi caput succedaneum atau cephal hematoma, tambahnya.
Caput succedaneum adalah pembengkakan berisi cairan di bawah tengkorak, sedangkan kraniotomi adalah tumor berisi darah pada tulang tengkorak dan selaput kepala anak.
“Biasanya akan kembali ke bentuk normal. Kalau kepala biasanya hilang dalam dua sampai tiga hari, kalau cephalic hematoma,” ujarnya. Tonton Video “Viral Bayi 10 Hari Diberi Makan Pisang, Pakar: Ini Kekerasan Anak” (avk/suc)