Jakarta –

Read More : Chiki Fawzi Orasi Wakili Perempuan Demo di DPR: Satu Kata, Lawan!

Pada Sabtu, 22 Juni 2022, Jakarta genap berusia 497 tahun. Sayangnya, dengan kondisi terburuknya, kualitas udara Jakarta berada pada peringkat ketiga dunia.

Lihat ulasan dari situs pemantau kualitas udara IQAir per 22 Juni 22:00 Jakarta menempati peringkat ketiga di belakang Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dan Kinshasa, Kongo.

AQI Jakarta sendiri diketahui masuk kategori buruk yakni sebesar 161. Konsentrasi PM2,5 di Jakarta bahkan mencapai 70 mikrogram per meter kubik. Kota besar dengan cuaca terburuk, Dubai, memiliki AQI 168. Sementara Kinshasa tertinggal dua poin dengan 166.

“Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 14 kali lebih tinggi dibandingkan nilai kualitas udara tahunan WHO,” tulis situs tersebut.

Menurut Survei Meteorologi dan Geologi (BMKG), materi partikulat (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer (mikrometer). Nilai Ambang Batas (NAB) merupakan tingkat pencemaran yang diperbolehkan ada di atmosfer. NAV PM2.5 = 65 g/m3.

Untuk kualitas udara yang baik, AQI normalnya adalah 0-50. Ketika AQI mencapai angka negatif (antara 151 dan 200), anggota kelompok rentan mungkin mengalami konsekuensi kesehatan yang serius.

Dari angka-angka tersebut, website IQAir menyajikan beberapa hal untuk masyarakat Jakarta. Mereka menyarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, memakai masker di luar ruangan dan menutup jendela untuk menghindari polusi udara. Jangan lupa sertakan filter udaranya.

Sebelumnya, Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartana meminta BPBD melakukan rekayasa iklim. Menurut Heru, rekayasa iklim dapat membantu mengatasi polusi udara di Jakarta.

Oleh karena itu, saya menyarankan agar BPBD dapat menerapkan rekayasa iklim untuk meringankan situasi yang terjadi di Jakarta saat ini. Tonton video “Oooh…kualitas udara Jakarta semakin buruk” (Tanya/Tanya)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *