Jakarta –

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan bagaimana dirinya mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo untuk mengendalikan inflasi. Tito mengaku ditanya kapan inflasi Indonesia akan mencapai 6% pada tahun 2022.

Lebih tepatnya, inflasi pada periode tersebut mencapai puncaknya pada September 2022, saat itulah yang disebut Jokowi. Inflasi kini dipatok sebesar 2,84% pada Mei 2024.

“Pemerintah pusat kita targetkan pengendalian inflasi sebesar 2,5% plus minus 1%, maksimal 3,5% dan minimal 1,5%,” kata Tito seperti dikutip Antara, Sabtu (8/6/2024). .

Tito juga menyampaikan kepada Jokowi, langkah yang perlu dilakukan adalah menjaga daerah tetap terkendali dan tidak bisa diam saja.

Karena pengetahuannya dalam memerangi inflasi, Tito, menurut Harvard, hanya memiliki satu alat, dan alat tersebut berlaku di seluruh dunia untuk mengendalikan suku bunga bank.

“Saat inflasi tinggi, suku bunga akan naik. Saat suku bunga naik, output akan turun, permintaan akan turun, dan inflasi otomatis turun. Saat inflasi terlalu rendah, suku bunga akan turun, dan permintaan akan naik. Begitulah ilmunya, ” dia berkata.

Namun, Jokowi tidak setuju dengan pendekatan tersebut. Jokowi meminta Tito mengatasi inflasi, termasuk penanggulangan pandemi COVID-19, mencakup semua aspek, termasuk daerah.

“Tidak Pak Jokowi, kita pakai ilmu yang lain, kita pakai ilmu COVID-19. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang ahli tentang COVID karena pandemi COVID terakhir terjadi pada tahun 1927, yaitu lebih dari 100 tahun yang lalu,” kata Tito. Pengetahuan tersebut kemudian ingin dimanfaatkan Jokowi untuk mengendalikan inflasi. Tito mengatakan, Jokowi meminta seluruh pemangku kepentingan bersama-sama memantau setiap daerah dengan menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Melalui mekanisme tersebut, lanjut Tito, inflasi bisa terkendali hingga 2,84%, bahkan pada Mei 2024 terjadi deflasi bulanan pertama sejak September 2022 yakni minus 0,03%.

“Umumnya makanan, minuman, dan tembakau selalu berwarna merah. Hanya makanan, minuman, dan tembakau yang selalu bisa merah pada Mei 2024 yang justru turun 0,29 persen.” Di sisi lain, keberhasilan tersebut tak lepas dari kerja keras Menteri Pertanian Andi Amran Solomon, Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dan Perum Bulog Bayu Krisnamurthi yang bergerak di bidang industri pangan. . .

Tito juga mengatakan, Jokowi adalah orang yang tepat disebut sebagai “Bapak Pengendalian Inflasi”. Hal ini merespons apa yang disebut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Solomon sebagai “bapak pengendalian inflasi”.

Jadi, Pak Jokowi itu bapak inflasi, tapi sebenarnya beliau Menteri Pertanian, Kepala Dinas Pangan, dan Direktur Bulog. Kami (Kemendagri) hanya membantu koordinasi saja, tutupnya. (beberapa/hns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *