Jakarta –
Permasalahan parkir liar atau pedagang kaki lima di gerai minimarket menjadi perhatian masyarakat. Pasalnya, banyak orang yang merasa khawatir atau tidak nyaman dengan kehadiran permukaan tersebut.
Di sisi lain, beberapa pemerintah di wilayah tersebut, termasuk Jakarta, melarang keras parkir liar di wilayahnya dan seringkali memberlakukannya. Namun, hingga saat ini gerai minimarket masih mabuk.
Arif, 64, salah satu juru parkir Minimarket Alfamart di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku mengambil pekerjaan itu karena tidak bisa bekerja di tempat lain. Selain itu, karena usia tua dan kondisi fisiknya, salah satu kakinya pincang.
“Wah mau bagaimana lagi, bangsa kita kan sudah tidak muda lagi. Berat kalau berjalan kaki yang lain,” kata Arif saat ditemui Detikkom, Senin (20/05/2024).
Belum lagi, ia mengaku masih bertanggung jawab terhadap keluarga, dengan dua anak penyandang disabilitas yang tidak bisa bekerja dan satu anak yang hanya bisa bekerja serabutan. Sedangkan istrinya sudah lama meninggal.
“Kalau ada pekerjaan lain, saya akan lakukan, tapi saya tidak bisa lagi. Kalau kita duduk di rumah, tidak ada yang memberi kita uang, jika kita menghemat tempat parkir, kita menunggu sepeda motor dan ada yang mau. berikan kepada kami,” katanya.
Oleh karena itu, Arif justru mengatakan akan mengundurkan diri jika suatu saat mendapat hukuman dan tidak boleh bertindak dangkal di bidang tersebut.
“Nah, kalau saya tidak boleh, saya bisa apa. Malah kalau hari ini mereka suruh saya berhenti, saya akan menurutinya, tapi bagaimana dengan anak-anak di rumah? Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi,” kata Arif.
Sementara itu, pengelola parkir lain di minimarket Indomaret di kawasan Matraman, Jakarta Timur, yang enggan disebutkan namanya, telah beroperasi sebagai tempat parkir selama lebih dari 25 tahun.
“Saya sudah lama bekerja di parkiran, sejak 1997, saat Indomaret Alfamart belum ada. Saya sudah di sini (sebagai driver Indomaret kawasan Matraman) sejak 2013. Sejak 2013,” ujarnya.
Sopir tersebut mengatakan, awalnya ia ingin menjadi sopir karena sudah lama menganggur. Namun sejak itu tetap difungsikan sebagai tempat parkir karena tidak ada usaha lain.
Selain karena menjadi tukang parkir, karena belum punya pengalaman dan belum bisa mendapatkan pekerjaan baru. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berada di kios mini market tersebut.
“Tidak ada pekerjaan lain. Makanya terus sampai sekarang, sulit mencari pekerjaan lain, dan yang terpenting kita tidak memaksa orang untuk memberikannya kepada kita,” kata Zhukir. (fdl/fdl)