Jakarta –

Read More : Youtuber Ngaku Nginap di Bandara 24 Jam, Ternyata Bohong

Geopark Caldera Toba menerima kartu kuning dari UNESCO. Anggota Parlemen untuk Pembangunan dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto, meluncurkan alasannya.

Hariyanto mengutip pada hari Rabu (21 Mei 2025), mengatakan bahwa tim evaluasi UNESCO menemukan sejumlah kelemahan dalam manajemen TOBA Caldera untuk mendapatkan risiko status geopark global UNESCO. Antara lain, integrasi minat saya, kurangnya partisipasi komunitas lokal dan fasilitas Geosite tidak mencukupi dan tidak memadai.

“Manajemen tidak optimal. Pendidikan, penelitian saat ini dan standar informasi di setiap lokasi selalu lemah,” kata Hariyanto.

Selain itu, Badan Manajemen Dunia Geopak (UGG) global dari TOBA Caldera tidak dianggap aktif di Forum Internasional, dan pelatihan rutin yang diselenggarakan oleh UNESCO di luar negeri. Faktanya, partisipasi penting untuk meningkatkan kapasitas manajemen taman bumi.

UNESCO memberikan Reuni Dunia Geopark Global UNESCO di Maroko pada bulan September 2023.

Pada tahun 2024, pemerintah pusat menyediakan dana persetujuan khusus sebesar 56,6 miliar PR untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan memperkuat kegiatan di wilayah Danau Toba.

Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Utara Sumatra (Sumatra Utara) dan Badan Tort Manajemen sekarang berusaha menanggapi rekomendasi UNESCO sehingga TOBA Caldera atau lebih baik daripada Danau ToBa Geopark, di utara Can Humbang Hasundan, Hasundaner, Hasundaner, di status utara sebuah kartu hijau Sumatra.

Taman Bumi lainnya, yang menerima kartu kuning dari UNESCO pada tahun 2023, adalah Gua Zhijindong di Cina, Taman Nasional Regional Luberon di Prancis, Madonia di Italia dan Colca y Vulcanes de Andagua di Peru. Temukan video “Komisi Video VII menunjukkan hambatan manajer TOBA Geopark yang membuat proposal UNESCO” (FEM / DDN) (FEM / DDN).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *