Jakarta –

Read More : Turis Gembel Spanyol-Kolombia Diusir Karena Sering Makan-Nginap Tak Bayar

Menyaksikan sejarah kemerdekaan, rumah Dijiao Kee Cheong kini dikelola oleh generasi ketiga. Berikut fakta mengenai warisan budaya dan nilai budaya rumah tersebut.

Rumah mempunyai arti penting sebagai bagian dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak agar Sukarno dan Muhammad Hatta segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.

Selain dikaitkan dengan sejarah kemerdekaan, rumah Karawang juga menyimpan banyak fakta.

Berikut beberapa fakta menarik mengenai rumah bersejarah Dijiao Gee Cheong: 1. Sejarah itu penting.

Rumah tersebut merupakan tempat berlindung bagi Sukarno dan Hatta sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Pada tanggal 16 Agustus, Sukarno dan Hatta diantar oleh para pemuda ke rumah Dijiao Kei Cheong.

Saat itu kekalahan Jepang disiarkan di radio Sekutu. Sjahrir, Chaerul Saleh, Wikana, Sukarni, dan B.M. Diya mengenal Soekarno dan Hatta sebagai kelompok tua yang dipercaya sebagai pimpinan PPKI.

Saat perbincangan, Soekarno dan Hatta masih belum yakin dan ingin anggota PPKI membicarakan proklamasi kemerdekaan terlebih dahulu karena tidak ingin salah langkah dalam mengambil keputusan.

Kelompok pemuda tersebut bersikeras untuk menghalangi Soekarno dan Hatta bertemu dan mendapatkan pengaruh dari Jepang untuk menunda proklamasi kemerdekaan.

Pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta diantar oleh sekelompok pemuda dari Rengastenklok. Rengastengklok di Jawa Barat dipilih karena dinilai aman karena berjarak 80 km dari Jakarta dan dekat dengan markas PETA (Penjaga Rumah Ibu).

Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pertahanan Soekarno dan Hatta juga dianggap sebagai strategi militer. Sebab, kawasan Rengastenglok dinilai sudah lepas dari kendali dan pengawasan pemerintah militer Jepang dan cukup dibiarkan jika terjadi sesuatu.

Di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta ditempatkan di rumah Djiaw Kie Siong, seorang petani asal Tionghoa yang bersimpati dengan gerakan kemerdekaan Indonesia.2. Asal dan pemilik

Dijiao Ge Xiong, seorang petani asal Tiongkok, lahir pada tahun 1880 dan memiliki sembilan orang anak. Rumah bersejarah ini awalnya terletak di Kalimati namun kini berada di tempat lain 3. Rumah itu bergerak

Awalnya rumah ini terletak di desa Bojong kemudian berpindah ke Kalimati pada tahun 1957 akibat terkikisnya sungai Chittaram. Rumah diubah dengan proses menghilangkan bagian-bagian rumah4. Desain arsitektur

Rumah tersebut memiliki ciri arsitektur khas Tiongkok, antara lain atap piramidal dan dinding kayu bercat hijau, serta lantai terakota. Kondisi terawat dengan baik

Rumah bersejarah ini masih dalam kondisi baik, dan berkat usaha dari pemilik rumah, Ny. Yando menjaga keaslian bangunan dan menjaga nilai sejarah. Kebersihan dan keindahan rumahnya tetap terjaga ya traveler!6, meski tanpa bantuan apa pun dari pemerintah setempat. Berbagai kegiatan

Alih-alih menjadi tempat wisata sejarah, rumah ini berfungsi sebagai museum untuk menampilkan artefak sejarah dan informasi tentang suku Tionghoa di Indonesia dan keluarga Dijiao Kee Cheong.7. Kegiatan pendidikan

Rumah tersebut merupakan pusat informasi dan edukasi sejarah, dimana pengunjung dapat mengetahui peristiwa Rengasdengklok dan peran keluarga Djiaw Kie Siong dalam sejarah Indonesia.8. Warisan budaya

Dijiao Kee Cheong House tidak hanya sekedar bangunan, namun juga merupakan simbol pertemuan budaya Tionghoa dan Indonesia, mempertegas pemahaman akan keberagaman budaya tanah air. Saksikan video “Melihat Keunikan Danau Limpopo di Qurandalo” (fem/fem).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *