Jakarta –

Tahun depan, hubungan diplomatik Indonesia-Pakistan akan menginjak usia 75 tahun namun tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan Rahmat Hindiarta Kusuma dalam kapasitasnya sebagai Kuasa Usaha KBRI Islamabad yang sedang berkunjung ke Indonesia di tengah kegiatan diplomasi ekonomi di Jakarta dan Bali.

Menurut Rahmat, Pakistan memiliki keindahan yang luar biasa. Namun sayang, saat ini belum ada penerbangan langsung yang menghubungkan Indonesia ke negeri Muhammad Ali Jinnah.

“Sebagai orang Indonesia, saya menyukai keindahan alam khas Pakistan. Budayanya juga sangat unik. Masyarakatnya sangat ramah, apalagi jika tahu kami dari Indonesia. Kami berharap ini bisa membuka peluang penerbangan langsung antara Indonesia dan Pakistan. banyak dampak positifnya,” kata Rahmat, Sabtu (10 Mei 2024).

Presiden ASITA Nunung Rusmiati pun mengakui, Pakistan merupakan salah satu negara yang belum tergarap dengan baik dalam dunia pariwisata meski potensinya besar.

“Banyak negara yang menjalin kerja sama dengan ASITA, tapi Pakistan sama sekali tidak ada,” jelas Rusmiati. Meski keindahan alam negeri ini sangat istimewa, tak kalah dengan Swiss atau Selandia Baru.”

Untuk itu ASITA bermitra dengan International Creative Exchange (ICE), sekelompok pengusaha asal Pakistan, melalui Nota Kesepahaman.

Memorandum tersebut memiliki 11 poin yang tujuan utamanya adalah meningkatkan pariwisata dua negara sahabat, Indonesia dan Pakistan.

Ketua ICE Jenderal Atta Ul Karim berharap kerja sama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.

“Saya lahir di Pakistan, tapi besar dan sukses di Indonesia, jadi saya harus berterima kasih kepada kedua negara ini,” kata Atta. Salah satu caranya adalah dengan melanjutkan upaya peningkatan pariwisata di Pakistan dan Indonesia.”

Seperti diketahui, saat ini belum ada penerbangan langsung antara kedua negara. Untuk mencapai Pakistan dari Jakarta, penumpang harus transit terlebih dahulu di Abu Dhabi atau Doha, tergantung maskapainya.

Hal ini menjadi salah satu kendala peningkatan jumlah wisatawan asal Pakistan ke Indonesia dan sebaliknya.

Rahmat, yang telah bertugas di Pakistan selama setahun, menyimpulkan: “Dengan adanya kesepahaman antara ICE dan ASITA, kami ingin melihat jumlah pengunjung ke kedua negara tersebut meningkat, sehingga maskapai penerbangan juga akan mempertimbangkan untuk membuka penerbangan langsung”. Tonton video “Video: Pakistan meminta maaf setelah 2 warga Tiongkok tewas dalam pemboman” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *