Jakarta –
Indonesia menghadapi tiga tantangan besar terkait pertanian. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menguraikan tiga permasalahan: menurunnya produktivitas, penuaan petani, dan terus berkurangnya lahan pertanian.
Menurut Moeldoko, Indonesia kehilangan 50.000 hingga 70.000 hektar lahan pertanian setiap tahunnya. Saat ini luas lahan pertanian negara kita adalah 45 juta hektar.
“Kami kehilangan sekitar 500.000 hingga 70.000 hektar lahan primer setiap tahunnya, 45 juta menurut data, namun penurunannya adalah 500.000 hingga 70.000 hektar setiap tahunnya. Dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Februari 2024, ia mengatakan, “Selama bertahun-tahun lahan tersebut menjadi bahan baku pertanian.
Sementara itu, Direktur Perbenihan Hortikultura (Cementon) Kementerian Pertanian Int. Prithivi Nashwari mengatakan, pemerintah sedang berupaya meningkatkan lahan pertanian. Ia mencontohkan program pembukaan lahan sawah baru di Provinsi Kalimantan Tengah dan Papua Selatan.
“Kementerian Pertanian tengah berupaya menambah lahan sawah baru di Kalimantan Tengah dan Merauke,” kata Inti.
Untuk konteksnya, pemerintah sedang mempersiapkan pelaksanaan program pencetakan beras 1 juta hektar di Merauke, Provinsi Papua Selatan. Program ini akan dilaksanakan mulai tahun 2025 dan seterusnya.
Inti menambahkan, teknologi modern akan digunakan untuk program pertanian pemerintah. Hal ini juga sebagai upaya mendorong generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian.
“Di sini kami sudah sepenuhnya menggunakan mesin, jadi tidak ada lumpur lagi, tapi kami menggunakan mesin untuk segala hal mulai dari pengelolaan lahan, penanaman, hingga panen,” katanya.
Kementerian Pertanian mengerahkan komunitas pemuda untuk menyatukan wilayah untuk membuka lahan pertanian. Dengan meningkatnya intensitas produksi yang menggunakan mesin, diharapkan hasil yang lebih baik dibandingkan metode tradisional.
PERHATIKAN: Warga panik saat 30 hektare lahan tebu Rumajang terbakar (ily/rrd)