Jakarta –
Laporan tewasnya enam nelayan (KM) Sri Mariana di perairan Merak pada Minggu (4/8/2024) mendadak jadi sorotan. Sebab, pemindahan jenazah lainnya dilakukan sesuai prosedur ketat yaitu petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap termasuk baju hazmat.
Sembilan kenalannya yang jatuh sakit langsung ditempatkan di ruang isolasi karena penyebab kematian dalam kasus ini masih ‘rahasia’.
Namun Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril memastikan prosedur keluar ini dilakukan sebagai respons terhadap penyebaran virus atau bakteri di pintu masuk maupun saat kedatangan.
Standar prosedur Kemenkes adalah apabila terjadi kematian di kapal sebelum diketahui penyebabnya. Misi Kemenkes RI adalah menjaga pintu di darat, laut, dan udara dari kemungkinan penyakit, kata Syahril. di detikcom Senin (5/8/2024).
Jadi ini bagian dari proses dan sebaiknya kasus ditutup atau ditutup sampai diketahui penyebab sebenarnya. Siapkan ke puskesmas, lanjutnya.
Pikiran awal
Syahril menuturkan, ia menduga kematian para pelaut tersebut terkait dengan penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh tikus. Apa penyakitnya?
Diambil dari Healthline, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis, artinya dapat menginfeksi manusia dan hewan.
Penyakit ini menyebar terutama melalui kontak dengan urin hewan yang terinfeksi. Pada manusia, hal ini dapat terjadi karena kontak dengan urin atau tanah atau air yang terkontaminasi.
Terkadang, leptospirosis menimbulkan gejala ringan seperti flu atau tanpa gejala sama sekali. Leptospirosis juga bisa berbahaya karena dapat menyebabkan masalah serius, seperti meningitis, dan kematian yang fatal.
Manusia dapat tertular leptospirosis dari hewan. Leptospirosis pada manusia ditularkan melalui kontak dengan urin hewan yang terinfeksi. Jarang ditularkan melalui gigitan binatang.
Biasanya bakteri Leptospirosis menyebar melalui urin tikus. Inilah sebabnya mengapa leptospirosis sering disebut penyakit ‘kencing tikus’.
Selain hewan pengerat, berikut beberapa hewan yang berpotensi menyebarkan penyakit leptospirosis: Sapi, Babi, Kuda, Rakun, Landak, Anjing.
Gejala Leptospirosis
Gejala leptospirosis bervariasi jenis dan tingkat keparahannya.
Leptospirosis ringan dapat menyebabkan : Demam Batuk Sakit kepala Nyeri otot (terutama pada betis dan punggung bawah) Infeksi (terutama pada tulang kering) yang dapat menyebabkan rhabdomyolysis (kerusakan otot rangka) Diare Muntah Menggigil Mata merah pada perut.
Pada beberapa kasus, leptospirosis tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Gejala leptospirosis parah antara lain: Penyakit kuning (kulit dan mata menguning), gagal ginjal, fungsi hati, pendarahan, gangguan pernapasan, aritmia jantung, meningitis aseptik, miokarditis.
Biasanya diperlukan waktu antara 1 dan 2 minggu bagi penderita penyakit ini untuk mulai menunjukkan gejala, namun bisa memakan waktu hingga satu bulan. Simak video “Waspadai Meningkatnya Kasus Demam Berdarah dan Leptospirosis” (naf/up)