Jakarta –
Selain menjadi pusat grosir terbesar di Asia Tenggara, Pasar Tanah Abang juga memiliki sejarah panjang dan unik.
Pasar ini sering dikunjungi oleh konsumen dan pedagang dari berbagai kalangan. Karena tempat ini dikenal sebagai pusat jual beli kain utuh, berikut 5 fakta Pasar Tanah Abang: 1. Masjid Raya di atas pasar
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada masjid megah bernama Masjid Al Arkom yang terletak di atap Tower A Mall Tanah Abang. Selain sebagai pusat ibadah daerah, masjid juga bisa menjadi oase bagi masyarakat yang penat dengan hiruk pikuk pasar.
Berdasarkan Instagram Dinas Kebudayaan DKI, masjid tersebut berkapasitas 3.000 orang. Masjid ini telah digunakan sejak tahun 2006 dan hanya membutuhkan waktu enam bulan untuk pembangunannya.
Inspirasi arsitektur masjid berasal dari Masjid Agung Mekkah, Masjid Nabawi Madinah dan Istana Al Hamra di Córdoba, Spanyol. Penampilannya sebagian besar berwarna krem dan hijau. Aula seperti Masjid Agung dan Masjid Nabawi memiliki banyak pilar yang khas.
Ada pula jendela kaca patri dengan pola geometris bercampur warna biru tua, biru muda, kuning, hijau, dan merah. Dekorasi lainnya termasuk kaligrafi dan mihrab berbentuk relung. 2. Ada juga platform kayu bergaya Turki di tengahnya. Asal Nama Tanah Abang
Sebelum menjadi pusat grosir terbesar di Asia Tenggara, Tanah Abang merupakan sebuah taman di jantung kota Jakarta.
Penulis Abdul Cher menjelaskan dalam bukunya Tenabang Tempo Doelo (2017) bahwa Tanabang Tempo Doelo merupakan kawasan yang hijau dan asri.
Tanah Abang tetap berada di bawah kendali VOC hingga tahun 1648, ketika seorang Kapita Tiongkok bernama Phoa Beng Gam mengajukan petisi kepada VOC untuk izin membuka lahan dan menanam pohon-pohon produktif.
Sedangkan nama Tanah Abang berasal dari warna tanah di sana yaitu merah atau Abang. Istilah ini pertama kali digunakan oleh tentara Matalan yang menyerang Batavia pada tahun 1628.3 Dahulu dikenal dengan nama Bazar Sabtu
Pasar Tanah Abang dulunya bernama Pasar Sabtu. Sebab sebelum tahun 1881 pasar ini hanya buka pada hari Sabtu. Namun saat ini Pasar Tanah Abang buka setiap hari. Saksi bisu kekacauan di Chinatown
Dalam catatan jurnalis sekaligus budayawan kawakan Alvi Shahab, Tanah Abang mulai berkembang pada tahun 1735 di bawah pimpinan Justinus Wink, anggota Dewan Hindia Belanda. Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen didirikan pada waktu yang bersamaan pada tahun itu.
Namun sayangnya, gejolak perdagangan di Pasar Tanah Abang berubah menjadi gejolak politik. Pada tahun 1740, terjadi kerusuhan antara Belanda dan Tionghoa yang dalam sejarah dikenal dengan nama Peristiwa Chinatown Geiger.
Hanya sedikit pengusaha Tiongkok yang meninggal saat itu. Kawasan Kalibesar juga menjadi merah karena banyak mayat tergeletak di sana. Jadilah salah satu kebanggaan sekarang
Dengan berkembangnya zaman modern, Pasar Tanah Abang menjadi salah satu pasar modern yang selalu ramai dikunjungi, apalagi setelah sampai di Stasiun Tanah Abang.
Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, tidak jarang Pasar Tanah Abang diperkenalkan kepada tamu-tamu penting seperti duta besar atau bos Facebook Mark Zuckerberg. Saksikan video “Jalan Tanah Abang Jam di Minggu Ketiga Ramadhan” (wkn/wkn)