Jakarta – Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada bayi dan anak tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada aturan atau syarat yang perlu ibu ketahui agar tidak terjadi kesalahan.
Read More : Zulhas Bentuk Satgas Tangani Demam Babi Afrika yang Mewabah di RI
Simak artikel ini untuk mengetahui 4 syarat pemberian MPASI sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pelajari juga aturan pemberian MPASI berdasarkan usia dan manfaatnya. 4 Persyaratan MPASI.
Berdasarkan informasi di website Kementerian Kesehatan, 4 syarat MPASI yang harus diketahui orang tua adalah sebagai berikut: 1. Tepat waktu
MPASI harus diberikan tepat waktu sejak bulan ke 6 kehidupan, karena pada usia ini ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan energi bayi. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan RI dr. Lovely Daisy (MKM) mengatakan aturan usia ini juga berlaku di sebagian besar wilayah Amerika dan Eropa.
Namun yang harus diwaspadai adalah jika pemberian MPASI terlalu dini akan meningkatkan risiko kontaminasi patogen. Sebaliknya, jika pemberian MPASI terlambat akan menyebabkan bayi tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya. perlu tumbuh dan berkembang,” ujarnya. Daisy.
Hal ini juga sejalan dengan Pedoman WHO 2023 tentang makanan pendamping ASI untuk bayi dan anak kecil usia 6-23 bulan. Menurut pedoman tersebut, pemberian MPASI pada bayi kurang dari 6 bulan akan menimbulkan efek berbahaya.
“Perkembangan bayi yang tidak memadai dalam kesiapan mengonsumsi makanan (organ bayi belum siap mencerna makanan) meningkatkan risiko penyakit saluran cerna seperti diare dan peningkatan angka kesakitan akibat risiko alergi,” kata Daisy. memadai (cukup)
MPASI juga harus tercukupi, artinya harus mampu memberikan energi seperti protein dan zat gizi mikro dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak secara optimal. Penatalaksanaan juga harus mempertimbangkan usia, kuantitas, frekuensi, konsistensi/tekstur dan variasi makanan.
“Anda juga harus berhati-hati untuk memastikan lemak/minyak dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi yang efisien. Hal ini membuat MPASI padat nutrisi tanpa menambah jumlah MPASI yang diberikan,” ujarnya.
Selain itu, pertimbangkan tekstur berdasarkan usia. Hal ini digunakan untuk melatih kemampuan oromotorik (gerakan otot mulut) anak. Selain itu, penggunaan gula dan garam harus dibatasi.
Tergantung jenis makanannya, MPASI harus mengandung setidaknya 5 dari 8 kelompok makanan. Misalnya makanan pokok, kacang-kacangan, daging, telur, produk susu, buah-buahan dan sayur-sayuran kaya vitamin A serta sayur-sayuran buah lainnya.
“Keberagaman bahan dalam MPASI diperlukan karena tidak ada satu makanan pun yang mengandung zat gizi lengkap. Selain itu, MPASI harus mencakup telur, ikan, dan/atau daging. Konsumsi protein hewani berhubungan positif dengan penurunan risiko stunting,” ujarnya.3 . Dapat diandalkan
MPASI tentunya harus aman untuk anak. Hal ini mengacu pada proses persiapan hingga penyimpanan. Dalam proses pembuatan MPASI harus menggunakan bahan, alat dan cara yang benar-benar aman, bersih dan berkualitas.
Beberapa hal yang perlu diingat dalam hal penyimpanan adalah memisahkan makanan mentah dari makanan matang. MPASI sebaiknya selalu menggunakan bahan-bahan segar untuk makanannya dan dimasak hingga matang.4. Diberikan dengan Benar
MPASI harus diberikan dengan benar. Hal ini berarti, antara lain, pemenuhan kebutuhan yang terprogram, lingkungan yang menstimulasi, dan prosedur nutrisi yang tepat.
Permintaan yang direncanakan adalah jadwal makan dengan camilan yang teratur dan terencana. Mendukung permintaan lingkungan, misalnya hindari memaksakan meski hanya makan 1-2 suap, perhatikan tanda-tanda bayi lapar dan kenyang, kata Daisy.
Adapun aturan makannya, misalnya makan dalam porsi kecil. Bayi dianjurkan untuk makan sendiri, dimulai dengan memberinya makanan ringan yang bisa dipegangnya.
Berikut panduan sifat, frekuensi dan jumlah MPASI yang diberikan menurut Buku Resep Lokal: Dari Kementerian Kesehatan Bayi, anak kecil, dan ibu hamil: 6-8 bulan Mulailah dengan bubur kental, makanan yang dihaluskan Frekuensi 2 – 3 kali sehari untuk menu utama. Diberikan sebagai camilan, 1-2 kali sehari, dimulai dengan 2-3 sendok makan setiap kali makan, secara bertahap ditingkatkan menjadi 1/2 cangkir (125 ml). Ini adalah makanan yang dicincang halus dan makanan yang bisa dimakan bayi antara 9-11 bulan. Frekuensi: 3-4 kali sehari untuk menu utama, 1-2 kali sehari untuk snack Berikan 1/2 hingga 3/4 wadah 250 ml setiap kali makan. (125-200 ml) Usia 12-23 bulan Frekuensi makan dalam keluarga: 3-4 kali sehari untuk menu utama, 1-2 kali sehari untuk snack Berikan 3/4 hingga 1 mangkuk berukuran 250 ml setiap kali makan. MPASI untuk bayi dan anak
Lalu apa pentingnya pemberian MPASI sesuai persyaratan dan pedoman di atas? Berikut beberapa manfaat pemberian MPASI pada bayi dan anak: Memberikan kecukupan zat gizi makro dan mikro (terutama vitamin A, zat besi, dan zinc) selain ASI yang mulai berkurang pada saat bayi berusia enam bulan. Mendorong mobilitas otot-otot rongga mulut yang juga berguna untuk fungsi bicara, membiasakan makanan sehat dan menghindari makanan tidak sehat, tekankan pemberian MPASI yang mengandung protein hewani.
Tentunya hal ini juga harus dipelajari oleh orang tua agar tidak salah memberikan makanan kepada anaknya yang berusia di bawah 2 tahun. Sebab usia ini merupakan masa emas yang menentukan anak tidak mengalami retardasi pertumbuhan. Tonton “Video: Ibu Menggunakan Gula Tambahan untuk Membuat MPASI yang Baik” (bai/red)