Jakarta –
Hanya 40 persen dari seluruh puskesmas di Indonesia yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Penyebarannya juga tidak merata, hanya di banyak kota besar.
Faktanya, jumlah kasus bunuh diri meningkat selama setahun terakhir. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 70 ribu orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2023 1.350 kasus dilaporkan dibandingkan dengan 826 yang dilaporkan tahun lalu.
“Kasusnya mungkin tiga kali lebih banyak dari yang dilaporkan,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Imran Pambudi, Jumat (13/12/2023).
Imran mengatakan lebih dari 13 persen penderita depresi tidak mendapat pengobatan atau layanan kesehatan mental. Salah satu penyumbang depresi terbesar kini mulai muncul dari lingkungan terdekat, yang dahulu sering dianggap sebagai faktor pendukung, yakni keluarga.
“Di China berawal dari tren banyak anak yang kewalahan dengan tuntutan pendidikan hingga S1, S2 dan S3, namun akhirnya memilih tidak bekerja dan meminta uang kepada orang tuanya.” sebagai salah satu bentuk depresi, karena menurutnya sudah memenuhi semua keinginan orang tuanya,” tegasnya.
Hal ini sejalan dengan temuan studi WHO Indonesia yang menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen responden survei setuju bahwa mereka merasa lebih nyaman membicarakan masalah kesehatan mental secara online dengan para profesional dibandingkan dengan anggota keluarga.
“Kita lihat juga data orang yang coba bunuh diri, jadi dirawat di rumah sakit ya. Dari 2018 sampai 2023 hampir 5.850 kasus. Jadi sekitar 230 orang meninggal setelah dirawat di rumah sakit. RSUD. lalu mati.”
Hotline Layanan 119 ext 8 Diperbarui
Direncanakan mulai tahun 2024 pada bulan Desember Pada akhir tahun ini, Kementerian Kesehatan Indonesia akan membuka layanan pengaduan online, atau hotline pencegahan bunuh diri, untuk memfasilitasi pendataan. Karena keterbatasan sumber daya manusia, layanan 119 ext 8 yang sebelumnya tidak dapat berfungsi, kini dapat diakses secara online dengan mengunjungi website Healing 119.id.
“Jadi sebelum 119 Extension 8 ditutup, ditutup karena kita pindah platform, sekarang kita pindah platformnya ke digital,” ujarnya.
“Tapi mungkin di daerah yang akses internetnya terbatas, nomor itu tetap kami gunakan,” ujarnya.
Peralihan ini juga menjawab sejumlah keluhan terkait pilihan mengirim pesan dibandingkan melakukan panggilan langsung. “3 dari 4 orang yang menghubungi hotline memutuskan untuk mengirimkan permasalahannya melalui SMS,” ujarnya. Saksikan video “Video tingkat rendah pelayanan kesehatan jiwa masyarakat di puskesmas” (naf/kna)