Jakarta –
Sebanyak 20 penumpang Singapore Airlines yang menjadi korban turbulensi ekstrem masih mendapat perawatan serius di unit perawatan intensif. Bahkan ada di antaranya yang harus dioperasi karena mengalami cedera otak dan sumsum tulang belakang.
Peristiwa naas yang terjadi pada pesawat Boeing 777-300ER mengakibatkan banyak penumpang yang tertimpa bagian atap. Seorang warga Inggris berusia 73 tahun meninggal karena serangan jantung sementara 104 orang terluka dalam penerbangan yang membawa 211 penumpang dan 18 awak dari London ke Singapura pada hari Selasa.
Direktur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin di Bangkok, Adinun Kittiratanapaibool, mengatakan stafnya merawat enam orang karena cedera tengkorak dan otak, 22 orang mengalami cedera tulang belakang, dan 13 orang melaporkan cedera tulang, otot, dan lainnya.
Diantaranya enam warga Inggris, enam warga Malaysia, tiga warga Australia, dua warga Singapura, dan masing-masing satu orang asal Hong Kong, Selandia Baru, dan Filipina.
Rumah sakit lain juga diminta menyediakan dokter spesialis terbaiknya untuk membantu perawatan para korban luka. Pasien yang terluka di rumah sakit berusia antara dua hingga 83 tahun. Tak satu pun pasien di unit perawatan intensif berada dalam bahaya.
“Tujuh belas operasi telah dilakukan, sembilan operasi tulang belakang, dan delapan cedera lainnya,” ujarnya. Beberapa memerlukan operasi lebih lanjut.
Ditanya tentang prognosis kasus yang paling parah, Adinun mengatakan masih terlalu dini untuk menilai apakah seseorang mungkin mengalami kelumpuhan permanen, dan dokter harus mengamati apakah fungsi otot pulih sepenuhnya setelah operasi.
Laporan penumpang masih masuk setelah pesawat jatuh 1.800 meter, atau 6.000 kaki, dalam beberapa menit.
“Saya terjatuh ke lantai, saya tidak menyadari apa yang terjadi,” kata Josh Silverstone, 24, warga Inggris yang sedang berlibur di pulau Bali, Indonesia, kepada wartawan.
“Kepalaku pasti terbentur di suatu tempat. Semua orang berteriak di pesawat. Orang-orang ketakutan. Saya menyalakan Wi-Fi di pesawat yang saya beli dan mengirim pesan kepada ibu saya, ‘Aku sayang kamu,'” tambahnya setelah meninggalkan rumah sakit pada hari Rabu, di mana dia dirawat karena cedera kepala. Tonton video “Peneliti mempelajari terapi air untuk pemulihan cedera otak dan punggung” (naf/naf)