Jakarta –
Read More : Apakah Obat Statin Cepat Turunkan Kadar Kolesterol? Dokter Bilang Gini
Prevalensi autisme pada anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Data tahun 2021 menunjukkan sekitar 2,4 juta anak Indonesia menderita gangguan spektrum autisme (ASD).
Autisme merupakan ketakutan besar bagi orang tua. Setelah hamil, banyak orang tua yang mengambil beberapa langkah untuk mencegah anaknya terlahir dengan autisme.
Penyebab pasti autisme masih belum diketahui. Namun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara paparan senyawa bisphenol A (BPA) selama kehamilan dengan risiko terjadinya ASD.
Sebuah studi tahun 2021 yang dilakukan oleh Departemen Kimia Klinis, Fakultas Ilmu Kesehatan Terkait, Universitas Chulalongkorn, Bangladesh menunjukkan bahwa paparan BPA pada tikus muda (mencit) dapat meningkatkan risiko ASD. Terakhir, paparan BPA pada masa prenatal mengganggu gen terkait ASD di korteks prefrontal hipokampus, termasuk viabilitas saraf, proses perkembangan saraf, dan memori.
Risiko dan prevalensi ASD lebih tinggi pada keturunan laki-laki dibandingkan paparan BPA sebelum melahirkan.
Studi lain yang dilakukan oleh Department of Clinical Pharmacology, Pharmacy and Environmental Medicine, Institute of Public Health, University of Southern Denmark, Odense, Denmark, menunjukkan hasil serupa. Penelitian ini melibatkan wanita hamil pada usia kehamilan 28 minggu dan anak-anak mereka yang berusia antara 2 dan 5 tahun.
Dilahirkan sebelum BPA dapat meningkatkan risiko gejala ASD yang memengaruhi keterampilan sosial.
Selain itu, BPA prematur mempengaruhi kinerja dan perilaku anak. Paparan BPA dapat menyebabkan peningkatan autisme, dan paparan jangka panjang dapat merusak fungsi mitokondria, sehingga meningkatkan kadar ROS (Reactive Oxygen Species).
Sebuah studi yang dilakukan oleh Departemen Neurokimia di New York State Institute for Developmental Disabilities menunjukkan bahwa paparan BPA dapat menyebabkan peningkatan kerusakan oksidatif dan disfungsi mitokondria (sel penghasil energi tubuh). kelompok autisme.
Perlu diketahui bahwa BPA umumnya ditemukan pada air minum dalam kemasan (AMDK). Menurut Mayo Clinic, BPA banyak ditemukan pada produk sehari-hari, mulai dari botol minum.
Bahan kimia ini dapat meniru atau memblokir efek hormon alami dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, dampak negatif terhadap kesehatan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Untuk mengurangi dampaknya, kurangi konsumsi makanan olahan dan kalengan, jangan gunakan plastik bekas wadah makanan dengan kode daur ulang 33, #4 dan #7.
Selain senyawa BPA, ibu hamil disarankan untuk menghindari penyebab autisme pada janin lainnya: 1. Merkuri
Paparan merkuri bisa terjadi akibat mengonsumsi ikan dan krim pemutih kulit. Paparan merkuri pada ikan atau krim pemutih dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan saraf.
Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan buruknya IQ, bahasa, dan perkembangan motorik janin. Untuk mengurangi paparan, ibu hamil sebaiknya menghindari paparan langsung.
Disarankan untuk tidak makan hiu, mackerel dan tuna besar. terkemuka
Wanita hamil bisa bepergian dengan membawa kosmetik impor. Untuk menghindari paparan, disarankan untuk menghindari makanan yang berlumuran lumpur, tanah, cat dan piring.
Hindari juga aktivitas yang melibatkan timbal, seperti perbaikan dan daur ulang. Wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan kosmetik, suplemen makanan, dan obat-obatan impor. pestisida
Penggunaan produk yang terkontaminasi pestisida dapat menyebabkan autisme pada janin. Jadi jangan gunakan pestisida di rumah, taman, atau hewan peliharaan Anda.
Paparan pestisida selama kehamilan terbukti meningkatkan risiko rendahnya pertumbuhan janin, cacat lahir, leukemia, dan gangguan perkembangan saraf. Cuci sayur dan buah dengan baik sebelum dimakan 4. Obat-obatan
Menurut WebMD, ibu hamil yang terpapar obat atau bahan kimia tertentu berisiko lebih tinggi melahirkan anak autis. Faktor risiko tersebut antara lain konsumsi alkohol, kondisi metabolisme ibu seperti diabetes dan obesitas, serta penggunaan obat anti kejang selama kehamilan.
(acd/acd)