Jakarta –

Malas alias malas-malasan merupakan salah satu hal yang buruk. Selain membuat kita tidak produktif, aktivitas fisik yang rendah juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Penelitian dari Stanford University pada tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan bahwa tanda-tanda obesitas dapat dilihat dari rata-rata tinggi badan penduduk suatu negara.

Artinya semakin sedikit langkah maka semakin malas tempatnya. Berdasarkan hasil riset tersebut, Indonesia ternyata menduduki peringkat pertama dalam daftar negara dengan kinerja terbaik di dunia.

Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 700.000 orang dari 46 negara yang dilakukan oleh Stanford University, berikut peringkat negara termiskin di dunia: Indonesia (3.513 langkah per hari), Arab Saudi (3.807 langkah per hari), Malaysia (3.963 langkah). Filipina (4.008 langkah per hari) Afrika Selatan (4.105 langkah per hari) Qatar (4.158 langkah per hari) Brasil (4.289 langkah per hari) India (4.297 langkah per hari) Mesir (4.315 langkah per hari) Yunani (4.350 langkah per hari)

Dari daftar di atas kita mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara terbesar di dunia. Dimana penduduknya hanya melakukan 3.513 langkah per hari Statistik rata-rata

Rata-rata langkah global per hari adalah statistik yang mewakili jumlah rata-rata langkah yang dilakukan seseorang setiap hari di seluruh populasi global.

Dikutip dari platform riset pasar independen Gitnux, data statistik menunjukkan bahwa rata-rata orang di seluruh dunia mengambil sekitar 4.961 langkah per hari.

Penduduk Tiongkok merupakan penduduk yang melakukan langkah terbanyak, dengan rata-rata 6.189 langkah per hari.

Angka-angka ini memberikan informasi tentang keseluruhan tingkat aktivitas fisik, pergerakan antar negara, dan demografi.

Selain itu, statistik juga mengungkapkan kesenjangan tingkat aktivitas fisik antar kelompok demografi yang berbeda, seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Metode pengumpulan data, ukuran sampel, dan penggunaan pelacak aktivitas dapat menimbulkan bias dan ketidakakuratan. Hal ini berisiko menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan.

Oleh karena itu, penelitian di masa depan harus bertujuan untuk mengatasi tantangan ini dengan meningkatkan pengukuran aktivitas fisik untuk memberikan statistik yang lebih komprehensif. Tonton video “Anjuran aktivitas fisik untuk anak dan remaja” (khq/inf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *